Waspada! Punya Tato? Ini Bukti Ilmiah Bahaya yang Mengintai Kesehatan Anda!

Ilustrasi orang bertato--
JAMBI-INDEPENDNET.CO.ID - Bagi Anda yang berencana menato tubuh, ada baiknya mempertimbangkan ulang keputusan tersebut. Penelitian terbaru mengungkap bahwa tato berpotensi meningkatkan risiko kanker kulit serta gangguan pada kelenjar getah bening.
Mengutip laporan Medical Daily pada Rabu 05 Maret 2025, riset sebelumnya telah menemukan bahwa tinta tato dapat menembus kulit dan berpindah ke kelenjar getah bening. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan.
Namun, mengonfirmasi apakah tato secara langsung memicu kanker bukanlah perkara mudah. Efek paparan tinta terhadap tubuh mungkin baru terlihat dalam jangka waktu puluhan tahun setelah seseorang ditato.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal BMC Public Health menyelidiki dampak jangka panjang tato dengan menganalisis data dari lebih dari 5.900 pasangan kembar di Denmark.
BACA JUGA:Hasil Liga Champions: Inter Milan Hancurkan Feyenoord 2-0, Satu Kaki di Perempat Final!
Jacob von Bornemann Hjelmborg, salah satu peneliti utama, menjelaskan bahwa metode penelitian ini memungkinkan mereka membandingkan pasangan kembar yang salah satunya didiagnosis kanker. Mengingat kedua saudara kembar memiliki faktor genetik dan lingkungan yang serupa, perbedaan dalam risiko kanker dapat lebih mudah dikaitkan dengan faktor eksternal, seperti tato.
"Kami memiliki metode yang lebih kuat untuk mengkaji apakah tato benar-benar berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker," ujar Hjelmborg dalam siaran persnya.
Temuan Mengejutkan: Tato Besar dan Lama Berisiko Lebih Tinggi
Hasil riset ini menemukan bahwa individu yang memiliki tato menunjukkan angka kejadian kanker kulit dan limfoma lebih tinggi dibandingkan saudara kembar mereka yang tidak bertato.
BACA JUGA:Bupati Anwar Sadat Jadi Pembicara di Program Hikmah Ramadhan 1446 H di TVRI Jambi
BACA JUGA:Hadapi Cuaca Ekstrem, PLN Imbau Masyarakat Tetap Waspada
Selain itu, temuan lain yang cukup mencolok adalah bahwa desain dan ukuran tato juga memengaruhi tingkat risiko.
Orang dengan tato berukuran besar (lebih besar dari telapak tangan) cenderung memiliki risiko kanker lebih tinggi.
Semakin lama tato bertahan di tubuh, semakin besar pula potensi risikonya.
Seiring waktu, akumulasi tinta dalam kelenjar getah bening diduga dapat memicu reaksi sistem imun yang berkepanjangan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker kulit dan limfoma.
"Kami melihat bagaimana partikel tinta menumpuk di kelenjar getah bening, dan tubuh tampaknya mengenalinya sebagai zat asing," jelas Henrik Frederiksen, salah satu penulis studi ini.
BACA JUGA:PLN UP3 Muara Bungo Dukung Pertumbuhan Listrik Industri, PT Rigunas Agri Utama Beralih ke PLN
BACA JUGA:PLN Terapkan Kesetaraan Gender dan Inklusifitas di Lingkungan Kerja Berstandar Internasional
"Reaksi imun yang terus-menerus terhadap tinta ini bisa berdampak pada fungsi kelenjar getah bening, tetapi kami masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami konsekuensi jangka panjangnya," tambahnya.
Diperlukan Riset Lebih Lanjut
Para ahli menekankan bahwa masih banyak hal yang harus diteliti, terutama mengenai bagaimana kelenjar getah bening bekerja di tingkat molekuler dan apakah ada jenis limfoma tertentu yang lebih erat kaitannya dengan tato dibanding yang lain.
Jika Anda sudah memiliki tato atau berencana untuk membuatnya, sebaiknya tetap waspada dan berkonsultasi dengan dokter untuk memahami risikonya secara lebih mendalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: