Menko Airlangga Terus Evaluasi PPKM, Kunjungan Kedalam dan Luar Negeri Juga Diperketat
JAKARTA - Evaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali terus dilakukan setiap minggu, meskipun periode PPKM kali ini masih akan berlanjut hingga 22 November 2021. Beberapa indikator pandemi memang terus konsisten mengalami perbaikan dari minggu sebelumnya, namun ada sedikit kenaikan dari sisi angka reproduksi kasus efektif di beberapa pulau.
Berdasarkan data per 14 November 2021, jumlah Kasus Aktif sebesar 9.018 kasus atau 0,2% dari total kasus, dan ini jauh lebih baik daripada rata-rata Global yang sebesar 7,4%. Apabila dibandingkan dari kondisi puncak di 24 Juli 2021, maka persentasenya sudah turun -98,43%. Kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 384 kasus dengan tren penurunan, data per 14 November sebanyak 399 kasus, atau sudah turun -99,4% dari situasi puncak 15 Juli 2021.
Secara nasional, persentase Tingkat Kesembuhan (Recovery Rate/RR) adalah 96,41%, Tingkat Kematian (Case Fatality Rate/CFR) adalah 3,38%, dengan penurunan total kasus aktif adalah -97,59%.
Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) Covid-19 Indonesia mengalami sedikit peningkatan dari 0,95 (pada 5 November 2021) menjadi 0,96 (pada 11 November 2021), namun masih di bawah 1,00 (terkendali). “Potensi peningkatan kasus, walaupun kecil akan terus dimonitor dan diwaspadai oleh Pemerintah,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers Ratas Evaluasi PPKM, Senin (15/11).
Jika diperhatikan per pulau, Rt semua pulau sudah berada di bawah 1 (terkendali). Namun di Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan Rt-nya sedikit naik selama sepekan terakhir ini. Rt Jawa naik dari 0,93 menjadi 0,95, sedangkan Bali naik dari 0,97 menjadi 0,98, dan Rt Kalimantan dari 0,96 menjadi 0,98. Kemudian, ada 4 pulau yang Rt-nya tetap yakni Sumatera (0,96), Papua (0,98), Nusa Tenggara (0,98), dan Sulawesi (0,95). Sedangkan, yang turun adalah Rt Maluku dari 1,01 menjadi 1,00.
Menko Airlangga melanjutkan, arahan Presiden Jokowi untuk harus terus memperhatikan kunjungan warga negara asing ke Indonesia. “Tingkat kasus di negara lain juga harus terus dimonitor sebelum membuka (kunjungan dari dan ke) negara-negara lain. Kalau untuk persiapan libur Nataru, akan didalami kembali seminggu ke depan, sebelum diumumkan ke masyarakat,” ucapnya.
Perkembangan Kondisi Luar Jawa-Bali
Dilihat dari jumlah Kasus Aktif di Luar Jawa-Bali, per 14 November 2021 sebesar 4.339 kasus atau 0,31% dari total kasus, atau sudah menurun -98,0% dari puncaknya di 6 Agustus 2021. Kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) per 14 November 2021 sebesar 135 kasus, dengan tren penurunan sebanyak 117 kasus.
Kasus kematian (CFR) per 14 November 2021 berjumlah 7 kasus dengan total 43.522 kematian (CFR 3,12%). Tingkat kesembuhan (RR) harian per 14 November bertambah 191 orang dengan total 1.345.623 orang (RR 96,57%). “Tren penurunan cukup konsisten untuk Kasus Konfirmasi Harian dan jumlah Kasus Aktif di Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali,” imbuh Menko Airlangga.
Proporsi Kasus Konfirmasi Harian dari Luar Jawa-Bali terhadap tambahan kasus nasional per 14 November 2021 adalah sebesar 39,8% (135 dari 339 kasus baru), dan jumlah ini mulai menurun di bawah proporsi Jawa-Bali sejak akhir Oktober 2021. Per 14 November 2021, Kasus Aktif di luar Jawa-Bali adalah sebesar 48,1% dari total Kasus Aktif nasional (4.339 dari 9.018 kasus aktif).
Untuk di Luar Jawa-Bali, jumlah kasus yang sembuh (RR), kasus kematian (CFR), dan penurunan jumlah total kasus aktif total, adalah sbb:
Sumatera: RR = 96,17% dan CFR = 3,58%, dengan penurunan (jumlah total kasus aktif) -98,34%
Nusa Tenggara: RR = 97,47% dan CFR = 2,35% dengan penurunan -98,72%
Kalimantan: RR = 96,75% dan CFR = 3,17% dengan penurunan -99,39%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: