Harga Emas 19 April 2022 Melambung Lagi, Ini Penyebabnya
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Setelah sempat turun, akhirnya harga emas kembali melambung tinggi. Kenaikan harga emas bahkan mencapai 1 persen per hari ini Selasa, 19 April 2022. Harga emas yang melambung ini membuat para investor masih wait and see untuk melakukan investasi.
Kenaikan kembali harga emas ini masih dipicu oleh konflik perang Rusia-Ukraina yang hingga saat ini masih belum selesai. Karena perang yang tak kunjung selesai, maka hal ini mengakibatkan kekhawatiran diberbagai belahan dunia. Ditambah lagi dengan inflasi yang terjadi di Amerika.
Tekanan inflasi yang terjadi di Amerika juga membuat publik khawatir. Hal ini akhirnya berpengaruh terhadap harga emas dunia. Bahkan harga emas hampir menyentuh angka USD2.000 per ounce.
Dikatakan David Meger, Direktur High Ridge Futures dikutip dari Reuters bahwa peningkatan kecil dalam ketegangan karena perang Rusia-Ukraina dengan tekanan inflasi mendorong permintaan safe-haven bagi emas.
BACA JUGA : Aman Dikonsumsi saat Perut Kosong, Ini 3 Makanan yang Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
BACA JUGA : Hindari Bun, Ini 4 Kebiasaan yang Bikin Kulit Terlihat Lebih Tua
Selain itu, pembatasan ekonomi akibat covid 19 juga masih menjadi salah satu faktor kenaikan harga emas. "Kekhawatiran atas pukulan ekonomi dari pembatasan akibat Covid di China juga mendukung penguatan logam tersebut," beber Meger.
Mengutip data Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.976,56 per ounce pada pukul 01.09 WIB, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 11 Maret di USD1.998,10 per ounce.
Sementara itu emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,6 persen lebih menjadi USD1.986,4 per ounce. Kenaikan emas dibatasi pada akhir sesi oleh lonjakan imbal hasil obligasi Amerika (US Treasury) 10-tahun dan penguatan dolar Amerika, yang menumpulkan selera untuk membeli emas di antara pembeli di luar negeri.
Meski kekhawatiran akan melonjaknya inflasi meningkatkan daya tarik safe-haven emas, kenaikan suku bunga untuk meredam harga yang lebih tinggi dapat merusak permintaan emas karena opportunity cost yang lebih tinggi untuk menahan bullion yang tidak memberikan imbal hasil.
BACA JUGA : Alfamart Gambut Kalimantan Selatan Runtuh: 3 Orang Tewas, 4 Masih Tertimbun, 8 Orang Selamat
BACA JUGA : Viral!! Ibu Tusuk Leher Anaknya Gegara Bangunin Sahur
Federal Reserve diperkirakan mempercepat laju pengetatan kebijakan moneter, dengan kenaikan 50 basis poin terhadap suku bunga yang diprediksi pada pertemuan Mei dan Juni.
"Dari perspektif teknikal, emas spot mungkin menghadapi sedikit resistance setelah mencapai level USD2.000. Namun, kemampuan emas untuk mempertahankan posisinya di atas USD2.000 dapat tertekan begitu imbal hasil riil menembus wilayah positif," ungkap Han Tan, Kepala Analis Exinity. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: