Lesehan Memahami Dul Muluk

Lesehan Memahami Dul Muluk

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARAJAMBI - Mengusung tema, Kecik Sakti Gedang Betuah, Yayasan Teater AiR sukses seret penonton hingga lesehan. Penonton tersebut merupakan anak kecil, warga Desa Muarajambi, Kecamatan Muarasebo, pada Jumat (29/10). 

Mereka sangat antusias, menonton Festival Dul Muluk (FDM). Marina sebagai anak kecil, warga sana, mengaku bahwa FDM ini sangat menghibur. "Senang lihat ada Dul Muluk kaya gini. Acaranya meriah dan seru, beda dengan Dul Muluk yang biasa kami saksikan," ungkapnya. 

Acara tersebut diisi dengan 5 penampilan Dul Muluk, dari pukul 10.00-17.00 wib. Dengan judul garapan, Mati Sekandang, Si Jundai, Hantu Aek, Si Pahit Lidah, dan Jarak-jarak Antum. Kelima penampilan tersebut, mampu membuat para anak kecil duduk tunak lesehan di depan panggung utama parkiran candi Muarajambi. 

Dari pandangan peserta, memberikan pementasan Dul Muluk butuh usaha lebih dari penampilan teater modern. Pasalnya, harus mampu menarik perhatian penonton. 

"Untuk acara FDM ini sangat mantap. Tetapi, untuk menampipkannya butuh usaha lebih. Karena kita harus mampu menarik perhatian penonton dan mampu mengajaknya larut dalam lakon," ungkap Sessar, peserta FDM. 

Sebagai informasi, Bonarti Lubis selalu juri FDM menjelaskan, teater tradisional Dul Muluk berciri khas istana sentris dengan sejumlah permasalahnnya. 

"Dul Muluk yang sesungguhnya berlatarkan kerajaan dengan mengangkat masalah sekitarnya, istana sentris. Dul Muluk yang sekarang ini sudah lebih bervariasi dengan kreasi," jelasnya. 

Bonarti juga menjelaskan bahwa tema FDM, Kecik Sakti Gedang Betuah dapat terealisasi. "Kecik Sakti Gedang Betuah memiliki artian bahwa orang yang kecik dan sakti, ia dapatkan kesaktian itu dari orang tua. Maka, anak muda harus menghormati orang tua, meski dia lebih tinggi ilmu dan jabatannya," bebernya. (Mg02)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: