Tradisi Penanggalan Tionghoa Masih Percaya Masyarakat

Tradisi Penanggalan Tionghoa Masih Percaya Masyarakat

JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Negara Tiongkok sudah sejak lama dikenal memiliki sejarah kebudayaannya yang kuat dan mengakar, tidak hanya di Tiongkok, namun juga di seluruh dunia.

Termasuk dalam penanggalan hari misalnya, masyarakat Tiongkok memiliki kalender mereka sendiri yang disebut  Kalender Imlek.

Kalender Imlek sendiri, sudah digunakan selama ratusan tahun lalu, dan memiliki beberapa perbedaan dengan kalender yang digunakan di Indonesia yakni penanggalan Masehi.

Kalender Imlek, terdiri dari 10 bulan dan 360 hari. Dalam satu tahun ini, dibagi menjadi 5 fase yang kemudian disimbolkan dengan unsur kayu, api, tanah, air dan logam.

Baca Juga: Patung Dewa di Klenteng Diletakkan Sesuai Kedudukan Masing-masing

Baca Juga: Hujan Deras di Tanjab Timur, BPBD Siapkan Ini

“Supaya mudah mengingatnya, yang paling membedakan penanggalan kalender Tiongkok dengan masehi itu, kalau masehi 1 minggu kan 7 hari, kalau dalam penanggalan kami, 1 minggu itu 12 hari,” kata Asiyang, salah satu warga Tionghoa yang ada di Kota Jambi, Jumat 18 Maret 2022.

Hitungan bulannya kata Asiyang, terdiri dari setiap 3 minggu. Sementara itu, 12 hari dalam seminggu ini juga ditandai dengan 12 shio yang dipercayai seperti, Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Ular, Naga, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Babi, dan Anjing.

“Jadi bukan hanya sekadar sebagai penunjuk waktu, dalam kalender Tiongkok ini setiap harinya berisi informasi mengenai Feng Shui atau rezeki yang akan dialaminya, misalnya hari ini tanggal 18 dalam kalender kami, yang cocok ini misalnya buka usaha apa, kalau pindah rumah baik atau tidak, jadi sudah diatur semua,” jelasnya.

Saat ini kata Asiyang, masih sangat banyak masyarakat Tionghoa yang memegang teguh prinsip dan tradisi dari penanggalan Tionghoa ini. (dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: