The Fed Sebut Tapering Lebih Cepat, Harga Emas Tertekan
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Harga emas tergelincir dalam sesi perdagangan yang volatile, Rabu, setelah Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan dan pengurangan pembelian obligasi pada pertengahan tahun depan.
Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD1.767,38 per ounce pada pukul 02.43 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,03 persen menjadi USD1.778,80 per ounce, demikian mengutip laporan Reuters, Rabu (22/9/2021) atau Kamis (23/9/2021) dini hari WIB.
Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan tapering pembelian obligasi dapat dilakukan pada pertengahan 2022 menyusul pernyataan dari bank sentral yang juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari ekspektasi.
“Itu tidak terlalu jelas sebelum Powell menguraikan garis waktu untuk tapering dan kejelasan yang dia berikan membebani emas,” kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Chicago.
Trend pergerakan harga emas (TradingView)
Apa yang memiliki pengaruh yang agak positif pada emas adalah bahwa The Fed tidak segera memulai tapering dan mereka masih sangat dovish dalam pernyataanya, kata Streible.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi kenaikan suku bunga The Fed akan menumpulkan daya tarik logam kuning karena hal itu akan meningkatkan opportunity cost untuk menahan bullion yang tidak memberikan imbal hasil.
Menyusul pernyataan tersebut, dolar juga bergerak naik terhadap pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Di tempat lain, palladium melambung 5,9 persen menjadi USD2.017,94 per ounce, ditetapkan untuk hari terbaiknya sejak Mei 2020, sementara platinum melonjak 4,4 persen menjadi USD995,27 per ounce.
“Ada keyakinan platinum dan paladium menjadi oversold, dan kekhawatiran bahwa cerita perlambatan China yang disebabkan krisis Evergrande sudah berlebihan,” dan aksi jual mungkin berjalan dengan sendirinya, kata Ed Moya, analis OANDA.
Tetapi gangguan pasokan chip membuat produksi kendaraan terhambat, pemulihan palladium mungkin melambat, kata analis.
Perak juga mengikuti, naik 0,9 persen menjadi USD22,67 per ounce. (git/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: