TKA Cina Kuliti dan Santap Buaya Muara, Roy Suryo: Biadab!
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA- Pakar Multimedia, Telematics dan Public Health, Roy Suryo menilai, tindakan tenaga kerja asing (TKA) Cina yang membunuh dan mengonsumsi buaya muara sepanjang 3 meter, merupakan tindakan yang tidak beradab.
“Dari dulu saya bilang apa? Stop TKA China. Karena ini bukan lagi terlalu tetapi biadab,” ujar Roy Suryo, Kamis (26/8/2021).
Roy Suryo mengatakan bahwa apa yang dilakukan para pekerja Cina itu tidak bisa ditolerir.
“Kabar TKA China membantai buaya di kawasan pabrik PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Kec Morosi Kab Konawe, Sultra sungguh tidak bisa ditolelir. Siapa Biang Kerok dibalik ini semua?,” katanya.
Dikatehui, sebuah foto viral memperlihatkan sebanyak lima TKA Cina di Konawe sedang membunuh seeokor buaya muara sepanjang 3 meter. Mereka menguliti dan menjadikan daging buaya itu untuk disantap.
Kepala Balai Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra, Sakrianto Djawie mengatakan, kelima TKA itu diduga tak mengetahui jika buaya muara merupakan satwa yang dilindungi.
“Keterangan sementara mereka (TKA) tidak tahu bahwa buaya itu dilindungi, tapi mungkin besok kita panggil yang bertanggung (pelakunya) karena mereka tidak tahu bahasa Indonesia. Besok mereka akan didampingi penerjemahnya, pelakunya ada lima orang,” ungkap Sakrianto kepada wartawan.
Sementara itu, Kasi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra, Laode Kaida mengatakan, para TKA tersebut terancam hukuman 5 tahun penjara jika terbukti menangkap dan mengkonsumsi hewan tersebut.
“Kalau unsur kesengajaan maksimal penjara 5 tahun, sesuai dengan UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistem,” tegasnya.
Kaida membeberkan kronologi penemuan buaya tersebut hingga menjadi viral, yang berawal dari penemuan buaya tersebut oleh seorang warga lokal.
“Kronologisnya, informasi dari olah TKP bahwa buaya itu masuk di selokan dan kondisi buaya sudah dalam keadaan lemas mungkin akibat limbah pabrik atau gimana, yang tangkap informasi yang didapat bahwa masyarakat lokal di situ selanjutnya ada yang mintai dari pihak WNA,” tuturnya. (dal/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: