JAMBI-INDEPENENT.CO.ID, JAMBI - Pelaksanaan tracing dan tracking oleh tim PPKM kelurahan, kepada warga yang melaksanakan isolasi mandiri, tak selalu berjalan lancar. Pasalnya, masih ada warga yang menutup-nutupi. Ada juga warga yang belum melakukan pemindahan alamat, sehingga pendataan sedikit terkendala.
Dari sana, diperlukan peran aktif para ketua RT untuk memonitor warga-warganya. Lurah Talang Jauh, Noor Amaliah mengaku, pernah ada warganya yang tak melapor. Namun, karena ketua RT memonitor warga sekitar, akhirnya dapat diketahui.
"Memang masih ada warga yang tidak melapor. Namun ketua RT yang melaporkan. Karena melihat warga di sekitar kok tidak keluar rumah dan menutup pintu setelah berhari-hari, akhirnya didatangi dan barulah diketahui," bebernya.
Hal ini, kata dia sangat disayangkan. Seharusnya warga dapat secara terbuka melaporkan keadaannya. Sebab kata dia, ini demi kebaikan warga sendiri. Ia pun pernah mendapati warga yang tengah hamil tua, positif antigen. Karena keterbukaan, menurutnya proses pengurusan untuk persalinan pun dapat berjalan.
"Ini mereka kooperatif terhadap apa yang dirasakan dan dialami. Akhirnya suami istri tes antigen dan PCR, alhamdulillah sekarang sudah negatif. Tapi setelah didatangi dan ditracing, warga kebanyakan akhirnya terbuka. Hanya untuk melapor di awal saja, ada yang masih belum mau," jelasnya.
Sementara itu, saat ini, kata dia ada beberapa RT yang masih ada warga terpapar. Di antaranya, di RT 7, satu rumah terdiri dari enam orang, diketahui positif antigen. Kemudian, di RT 6, satu rumah dan di RT 9 satu rumah dengan jumlah satu orang positif.
Terpisah, Camat Jelutung Rini Yuliani mengatakan, seharusnya warga yang ditracing dapat jujur dan terbuka. Sebab, ini demi kesehatan warga tersebut. Kata dia, tim tracer ingin mengecek bagaimana saturasi oksigen, dan sebagainya.
"Kalau tidak jujur, tracing yang mereka dapat ya sebatas itu. Ini sih yang masih harus dipahami, lebih baik terbuka," ujarnya. (tav/enn)