JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Dampak long Covid-19, atau gejala berkepanjangan setelah dinyatakan sembuh, membuat kelamin pria mengecil dari ukuran sebelumnya.
Hal ini diutarakan oleh pria berusia sekitar 30 tahun, asal Amerika Serikat.
Sebelum sakit, pria ini menggambarkan penisnya ukuran ‘di atas rata-rata’. Setelah dia tertular Covid-19 pada Juli 2021 lalu dan dirawat di rumah sakit, pria itu menyadari alat kelaminnya telah menyusut.
Penyusutan tersebut, kata dia setidaknya satu setengah inci.
“Sepertinya saya memiliki masalah yang berkepanjangan. Alat kelamin saya telah menyusut,” tulis pria yang tidak mengungkapkan status vaksinnya seperti dilansir dari Insider, Senin 21 Februari 2022.
Lanjutnya dalam tulisan tersebut, hal ini tampaknya karena kerusakan pembuluh darah. "Dan dokter saya tampaknya berpikir itu mungkin permanen,” katanya.
Sementara itu, menurut ahli urologi, lebih banyak orang mengalami masalah ereksi karena dipengaruhi oleh infeksi Covid-19.
Pada bulan November, sekelompok ahli urologi mengeluarkan PSA untuk menghormati Bulan Impotensi Nasional dan memperingatkan orang-orang untuk divaksinasi Covid-19. Mereka mengatakan, penyakit itu dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada beberapa pasien.
Covid-19 dan Gangguan Ereksi
Covid-19 dapat memengaruhi aliran darah ke penis, menyebabkan disfungsi ereksi pada beberapa pasien. Ada bukti bahwa Covid-19 dapat berdampak pada penis.
Sebuah penelitian kecil yang diterbitkan pada Agustus 2021 menemukan beberapa orang yang menderita disfungsi ereksi setelah infeksi Covid-19 memiliki partikel virus di penis mereka. Penulis penelitian menulis bahwa infeksi mungkin membatasi aliran darah ke alat kelamin pria.
Hal itu dikaitkan dengan sirkulasi yang buruk dan pembekuan darah, terlihat pada pasien dengan stroke dan gagal jantung. Ahli Urologi dan Direktur kesehatan pria di Albany Medical College, dr. Charles Welliver, ahli urologi dan direktur kesehatan pria di Albany Medical College, mengatakan bahwa ada cara untuk mengobati kondisi yang melibatkan rehabilitasi.
Meskipun awalnya dianggap dosis rendah obat disfungsi ereksi dapat membantu. Welliver mengatakan alat yang meregangkan alat kelamin atau vakum kelamin dapat membantu mendapatkan kembali ketebalan dan panjang yang hilang.
Laporan Slate, seorang ahli urologi dan dokter medis seks, dr. Ashley G. Winter, juga merekomendasikan penggunaan pompa alat kelamin untuk merehabilitasi sehingga mendorong aliran darah.
“Ada data yang sangat bagus yang menunjukkan itu mungkin saja dilakukan,” kata Welliver.(*)