MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Dengan dibebaskannya mudik di tahun ini tanpa ada penyekat atau pengetatan terkait protokol kesehatan Covid-19, cukup memberikan dampak terhadap pemilik usaha atau toko.
Seperti Endang (35), salah satunya. Pemilik usaha toko yang berada di jalan lintas Jambi-Muarasabak atau tepatnya di Kecamatan Geragai ini menuturkan, sejak beberapa hari sebelum lebaran hingga memasuki lebaran hari kelima, tokonya ramai disinggahi pembeli yang mayoritas mereka yang menggunakan kendaraan baik itu yang dari arah Jambi hendak memasuki Tanjab Timur dan sebaliknya.
"Alhamdulillah lah mas, tahun ini ramai pembeli, dak seperti dua tahun belakangan ini. Memang lumayan capek, tapi hasil yang didapat juga lumayan," tuturnya, Jumat 6 Mei 2022 malam.
Di momen lebaran tahun ini, ibu dua anak ini mampu meraup untung hampir tiga kali lipat dibanding hari-hari sebelumnya dan itu membuat dirinya sangat merasa bersyukur.
BACA JUGA:Ria Ricis Cari Suster untuk Merawat Bebeknya: Ini Syaratnya, Kamu Berminat?
BACA JUGA:Taman Pusparagam Bungo Jadi Alternatif Pilihan Warga Mengisi Waktu Libur Lebaran
Dalam satu hari, pembeli yang datang ke toko miliknya bisa mencapai ratusan orang. Dan dirinya mampu memperoleh pendapatan hingga Rp 13 juta perhari.
"Yang paling ramai itu dua hari sebelum lebaran, sampai tiga hari setelah lebaran. Rata-rata yang mampir belanja itu rombongan," ungkap wanita berdarah Jawa ini.
Meski sudah memiliki satu karyawan, akan tetapi dirinya masih keteteran menghadapi pembeli yang ramai pada saat itu.
BACA JUGA:Agnez Mo Jadi Kapten Kehormatan Klub MLS Los Angeles FC, Gayanya Pukau Netizen
BACA JUGA:Tolong Dibantu, Remaja Asal Talangbakung Ini Tak Kunjung Pulang ke Rumah
"Saya dengan karyawan sempat keteteran saat lebaran kedua, soalnya rame nian yang datang belanja," ujarnya.
Dirinya berharap, tidak ada lagi pembatasan kendaraan atau orang yang ingin masuk ke Tanjab Timur seperti saat kasus Covid-19 tengah meningkat yang membuat pendapatannya menurun drastis.
"Sejak ada penyekatan di pintu masuk dulu, kami saro nian mas. Pendapatan menurun drastis, jadinya banyak barang yang kadaluarsa, setoran ke pengecer tersendat, terus kondisi toko morat marit nian," pungkasnya. (pan/zen)