Krisis Pangan Dunia Didepan Mata,Jokowi Tetap Optimis
Selasa 21-06-2022,12:11 WIB
Editor : Surya Elviza
JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Ancaman krisis pangan dunia sudah didepan mata. Apalagi setelah 22 negara memutuskan untuk menghentikan ekspor pangan mereka.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yang membeberkan kondisi global terkini.
Dikatakan Jokowi bahwa 22 negara telah mengamankan pasokan pangan mereka masing masing sehingga memutuskan untul tidak lagi melakukan ekspor.
BACA JUGA:Seminggu Operasi Patuh Siginjai 2022, Ditlantas Polda Jambi Tindak 386 Angkutan Batu bara Bermasalah
BACA JUGA:Koperasi Diminta Terus Berinovasi Dalam Bidang Teknologi Agar Mampu Meningkatkan Kapasitasnya
Namun menanggapi hal ini, Jokowi tetap meminta Indonesia agar bersikap cermat dalam menghadapi ancaman krisis ini.
Menurut Kepala Negara Kabinet Indonesia Maju tersebut Indonesia harus mampu menghadapi berbagai tantangan baik dalam menghadapai krisis pangan hingga lanjutan invasi militer Rusia ke Ukraina.
Dia meminta para menteri dan jajaran menjadikan krisis ini sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Di sisi krisis pangan tadi yang saya sampaikan, sebetulnya ada sisi peluangnya, untuk urusan pangan, yang bisa dikejar dalam waktu pendek," kata Presiden Jokowi saat memberi arahan dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 20 Juni 2022.
Eks Wali Kota Solo itu mengatakan ada beberapa komoditas pangan yang berpeluang menjaga stabilitas pangan.
BACA JUGA:10 Bangunan di Kualatungkal Terbakar, Diduga Korsleting Arus Listrik
BACA JUGA:2 Tersangka Pembobol Dealer di Jelutung Jadi Tahanan JPU
Komoditas itu bahkan bisa ditanam dan dipanen dalam waktu singkat, seperti jagung dan kedelai.
"Bisa dipanen dalam waktu singkat berkisar tiga bulan sampai dengan 100 hari, serta padi sekira empat bulan," ungkap Jokowi.
Presiden juga meyakini lahan di Indonesia masih luas untuk memenuhi upaya memanfaatkan peluang tersebut, termasuk lahan-lahan yang sudah bersertifikat hak guna usaha (HGU).
Saya sampaikan misalnya sawit, yang masih pendek itu bisa ditanami jagung, ada yang sudah gede ditanami porang," katanya.
Jokowi juga menegaskan Indonesia juga memiliki ketersediaan sumber daya manusia untuk menggarap peluang dari ancaman krisis pangan tersebut, bahkan bila menilik ke laut, potensinya juga sama besarnya.
"Bayangkan kalau kita bisa memproduksi pangan dalam jangka yang pendek, kita terapkan semuanya, bukan hanya berdikari di bidang pangan, bukan hanya mandiri di bidang pangan, tetapi sekali lagi kita memiliki potensi untuk ekspor," kata Presiden.
Presiden menyebut komoditas pangan sangat mudah dipasarkan, bahkan dia mengungkapkan ada negara yang sudah meminta pasokan ekspor beras sebanyak 100 ribu ton per bulan.
"Permintaan itu sudah masuk banyak sekali. Beras ada yang minta 100 ribu ton per bulan, ada yang minta 2,5 juta ton tahun ini," katanya.
Sidang paripurna tersebut dihadiri seluruh jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan pimpinan lembaga seperti dikutip dari
jpnn.com.
Presiden pun meminta Menteri Perdagangan baru Zulkifli Hasan segera menuntaskan persoalan minyak goreng. (viz)
Kategori :