JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Ada yang berbeda di sela-sela pelaksanaan Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang ‘Pacul’ Wuryanto melakukan salam komando dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Padahal dua figur itu selama ini dikabarkan berseberangan dan terlibat perang dingin. Puncaknya adalah ketika muncul diksi celeng yang diungkapkan Ketua DPW PDIP Jawa Tengah itu.
Salam komando antara keduanya tersebar luas di media sosial setelah tayangan videonya diunggah melalui kanal Youtube PDIP. Selain Bambang Pacul dan Ganjar Pranowo, juga ikut serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Momen salam komando Bambang Pacul dan Ganjar Pranowo itu terjadi sebelum pelaksanaan Rakernas PDIP II. Bambang Pacul menjelaskan, salam komando itu berarti dirinya dan Ganjar Pranowo sudah dalam satu barisan mendukung keputusan partai terkait 2024.
BACA JUGA:Mohamed Salah Ucap Salam Perpisahan, Sadio Mane Tinggalkan Liverpool
BACA JUGA:PSG Buka Peluang untuk Jual Neymar
Hal itu diungkapkan Bambang Pacul di sela Rakernas II 2021 di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu 22 Juni 2022. “Artinya kami siap menerima komando. Pak Ganjar dan Bambang Pacul siap menerima komando sebagai sesama kader partai,” ujarnya.
“Siapa yang beri komando? Paham sendiri. Jadi artinya sudah satu komando bos,” tegasnya sebagaimana yang dikutip dari radartegal.com.
Dengan demikian, kata dia, bahwa dirinya dan Ganjar Pranowo sudah dalam satu frekwensi. “Kalau bicara satu frekuensi dan tidak, itu dikau yang mengartikan. Bambang Pacul tidak mengartikan, tetapi salam komando di mana pun artinya sama. Siap menerima perintah,” tegasnya lagi.
Bambang Pacul sebelumnya sempat menggunakan diksi ‘celeng’ bagi sukarelawan Ganjar asal PDIP yang terang-terangan mendukung Gubernur Jawa Tengah itu.
BACA JUGA:Semprot PDIP Gara-Gara Sikap Puan Maharani, Ade Armando: Jokowi Itu Presiden
BACA JUGA:Sadio Mane Resmi Angkat Kaki dari Liverpool, Gabung ke Bayern Munchen?
Akan tetapi, istilah ‘celeng’ itu sudah tidak lagi berlaku di PDIP. Diksi itu, kata dia, hanya dipakai apabila ada kader yang menyimpang dari garis partai.
“Siapapun kalau ini, kan kata-kata Pak Sidik Djojosukarto. Ketika sedikit ada ini, waktu PNI itu, kan, mohon izin, bahasa celeng dan banteng itu beliau.”
“Maka orang-orang PNI lama kalau melihat anaknya nakal, “oh celeng kamu”. Karena tidak nurut, tidak berada dalam barisan,” jelas Bambang Pacul.
BACA JUGA:Anies Baswedan Suap-suapan dengan Cowok, Langsung Dituding Pelaku LGBT
BACA JUGA:Sawit Murah, Gubernur Jambi Al Haris Upayakan Solusi Terbaik
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu kemudian mengapresiasi langkah Ganjar yang patuh mengikuti setiap kegiatan partai, termasuk pembekalan kader saat Rakernas II di Sekolah Partai.
“Sudah dua hari di sini dan tidur bersama-sama di dalam seperti seorang mahasiswa.”
“Kira-kira kalau kalimat begitu dikatakan apakah Ganjar menurut dengan perintah partai atau ndak. Sampeyan sendiri yang merumuskan,” tandas Bambang Pacul.(rt/zen)