Rekaman video diambil pihak keluarga Brigadir J setelah mereka meminta polisi untuk bisa menambahkan formalin.
BACA JUGA:Brigjen TNI Iroth Beri Bimbingan Teknis Media Siber
“Itu temuan kami. Jadi mereka (polisi) menjaga mayat itu, para wanita pemberani memohon kepada polisi supaya dilakukan penambahan formalin,” terang Kamaruddin.
"Ketika saat itu, polisi keluar meninggalkan peti sehingga mereka dengan cepat membuka baju untuk merekam jenazah," ucapnya menambahkan.
Akan tetapi para wanita itu tidak berani membuka terlalu lama jenazahnya karena takut ketahuan polisi.
Setelah berhasil merekam video jenazah Brigadir J, wanita itu disebut langsung mengirimkan dan menghapusnya guna menghilangkan jejak saat diperiksa polisi.
BACA JUGA:September 2022 Dibuka, Yuk Cek Persyaratan Penerimaan PPPK di Kabupaten Tanjab Timur
BACA JUGA:Ada Kabar Baik dari Pemkab Tanjab Timur, Tahun Ini BKPSDMD Usulkan Penerimaan PPPK
"Mereka dengan cepat membuka bajunya sampai dengan ke celananya, kecuali itu bagian alat vital nggak sempat lalu langsung foto dan video sampai kaki. Jadi, mereka buru-buru kemudian setelah kuasa diberikan langsung dikirim kepada saya," jelasnya.
Kamaruddin menjelaskan bahwa para saksi tersebut merupakan wanita pemberani asal Jambi yang akan menjadi saksi dalam kasus tersebut.
"Wanita-wanita pemberani itu di Jambi, saksi-saksi kami. Jadi, karena polisi yang hadir ke sana terus melarang, mereka membuat siasat guna merekam jenazah Brigadir J," tutur Kamaruddin.
Ditambah lagi para wanita yang disebut Kamaruddin itu memiliki pemikirna yang cermat dalam memantau situasi yang janggal semenjak kedatangan jenazah Brigadir J.
BACA JUGA:Begini Kisah Legendanya, Konon Gunung Slamet dan Gunung Ciremai Kakak Beradik
Meski tidak disebutkan nama dari wanita itu, tetapi Kamaruddin mengaku bahwa mereka adalah guru yang baru diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS).