JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Ketua Paguyuban Kelas XI SMAN Titian Teras Jambi, Fadly Sudria, mengatakan pengeroyokan siswa kelas XII terhadap adik kelasnya itu merupakan preseden buruk.
"Kejadian ini tentu menjadi preseden buruk bagi SMAN Titian Teras. Apalagi SMA ini kan percontohan bagi sekolah lain, jangan sampai banyaknya kejadian seperti ini membuat para orang tua malah takut menyekolahkan anaknya di SMA TT ini, ini kan ulah oknum," tegasnya, Kamis 4 Agustus 2022.
Politisi Partai PAN yang juga anggota DPRD Provinsi Jambi ini, bahkan meminta pengawasan yang melekat dari TNI atau Polri untuk membina kedisiplinan para siswa SMAN Titian Teras ini.
"Tindakan tegas kepada para pelaku ini juga diperlukan agar mereka jera," tambahnya. Soal sanksi, Fadly meminta agar para pelaku diberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan sekolah. "Jika memang harus dikeluarkan kenapa tidak. Ini sudah mencoreng nama baik SMAN Titian teras," tutupnya.
BACA JUGA:Sempat Terseret 30 Meter, Begini Kronologis Laka Maut di Paritculum Tanjab Timur Pagi Tadi
BACA JUGA:Siap Siap, DJP Kantongi Data Orang yang Tak Mau Bayar Pajak
Untuk diketahui, kasus penganiayaan terjadi di dalam lingkungan SMAN Titian Teras H Abdurrahman Sayuti Jambi.
Peristiwa yang terjadi Minggu dini hari 31 Juli 2022 itu, baru terungkap hari ini.
Informasi yang didapat, salah seorang siswa kelas XI SMAN Titian Teras dikeroyok seniornya. Bukan hanya satu orang, pelaku berjumlah belasan orang.
Peristiwa ini dibenarkan oleh Fadly Sutria, yang merupakan Ketua Paguyuban Kelas XI SMA N Titian Teras Jambi. "Saya sudah dapat laporan dari Kepala SMAN TT Jambi soal kejadian tersebut. Kepala Sekolah juga menyebutkan telah memberikan tindakan tegas kepada para siswa yang melakukan pengeroyokan ini," kata Fadly, saat dikonfirmasi pada Kamis, 4 Agustus 2022 malam.
BACA JUGA:Hujan Deras di Kota Jambi, Wilayah Ini Banjir, Lurah: Sudah Tidak Asing Lagi
BACA JUGA:Sebelum Tewas, Siswa SMP di Merangin yang Ditikam Temannya Sempat Berjalan Sendiri ke Ambulan
Fadly sendiri mengaku belum mengetahui persis bagaimana kronologis kejadian ini. Kata dia, awalnya ada anak kelas XI dipanggil oleh sekelompok anak kelas XII. Anak ini pun lantas dipukuli para seniornya.
"Saat ini proses sidang disiplin masih berjalan, kita lihat nanti bagaimana putusannya," bebernya. Melihat kejadian ini, Fadly memandang perlunya pendampingan kepada para siswa, dan memberikan doktrin tidak ada lagi namanya istilah senior dan junior.
Peristiwa ini, tentu membuat sebagian besar para orang tua yang mempercayakan anak mereka di SMAN Titian Teras was-was.