Penulis:
Dr Ketut Sumedana (Kapuspenkum Kejaksaan RI)
Panel Survei Indonesia melakukan pemetaan Suara Masyarakat menjelang pemilu 2024 dengan melakukan survei jajak pendapat terhadap 1.580 warga negara Indonesia yang sudah berusia 17 tahun ke atas yang berada di 302 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi.
Penjaringan warga negara Indonesia sebagai objek survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dan hasil survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan Margin of Error 2,48 %. Untuk mendapatkan data data penelitian ini mengunakan metode wawancara tatap muka mengunakan kuisioner dengan 1.150 Warga Negara Indonesia dan Saluran Telepon Seluler dengan 430 Warga Negara Indonesia.
Dari penelitian ini didapati demographi responden terdiri 52,7 % WNI laki-laki dan 47,3 WNI perempuan.
Sedangkan untuk jenis tingkat pendapatan sebanyak 59,8 persen memiliki pendapatan keluarga Rp2 juta - Rp5 juta per bulan, kemudian sebanyak 28,6 persen memiliki pendapatan Rp5,1 juta - Rp10 juta per bulan, dan sebanyak 11,6 persen memiliki pendapatan keluarga di atas Rp10 juta.
Penelitian ini dilakukan mulai 26 Agustus sd 10 September 2022. Hasil Penelitian terhadap 1580 Warga Negara Indonesia setelah dilakukan tabulasi pendataan maka hasil sebagai berikut:
A. Keadaan Ekonomi Masyarakat
1. Hasil survei PSI mempertegas di mana 57,6 persen responden mengakui bahwa situasi ekonomi mereka perlahan mulai membaik.
Bahkan sejak pandemi Covid-19, mereka berhasil membangun kebiasaan positif baru yaitu berani berbisnis dan mempelajari keterampilan yang terkait dengan dunia bisnis dan digital yang diperoleh dari program prakerja.
Sedangkan sebanyak 32,6 persen mengaku keadaan ekonomi mereka belum atau kembali sebelum adanya dampak Covid-19 membaik. Selebihnya 9,8 persen ekonomi mereka memburuk karena sumber pendapatan mereka hilang akibat PHK dan usahanya tutup.
2.Hasil survei juga menunjukan bahwa para ibu di Indonesia menunjukkan, bahwa peran ibu rumah tangga pada ketahanan keluarga sangat besar, sehingga banyak keluarga di Indonesia bisa melewati masa pandemi dengan baik.
Di mana presentase ibu rumah tangga yang harus bekerja atau berbisnis untuk mendukung keuangan keluarga terbilang cukup tinggi hingga mencapai 42,7 %, karena berbagai alasan. Salah satunya adalah suami yang kehilangan pekerjaan atau mata pencariannya.
3. Dari hasil survei menunjukan hanya 28.9 persen istri berperan menjadi kepala rumah tangga untuk mencari nafkah, dan 67,7 persen pencari nafkah utama adalah suami. Selebihnya responden masih lajang.