JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kompensasi kenaikan harga BBM dengan cara penyaluran BLT di anggap tidak efektif membantu masyarakat.
Bahkan BLT hanya dianggap untuk mencari simpati masyarakat terhadap pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Pengamat Ekonomi dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Yan Sulistyo yang menilai program bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat yang terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak akan efektif.
Yan menambahkan sebaiknya BLT sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi ditiadakan. Alasannya, pengucuran dana BLT akan membebani APBN.
BACA JUGA:Jika Alami 5 Hal Ini, Tandanya Emosional Kamu Tidak Sehat
"Lebih baik baik tidak usah diberikan sama sekali karena BLT dikeluarkan oleh pemerintah melalui APBN,” ucapnya.
Menurutnya, program bagi-bagi uang itu hanya untuk menarik simpati akibat dari kebijakan pemerintah menaikan harga BBM seperti dikutip dari JPNN.com
"Pemberian BLT ini tidak memberikan efek apa pun terhadap ekonomi. Pemerintah kelihatan tidak memiliki strategi dalam mengimbangi kenaikan harga BBM," kata Yan saat diwawancarai via telefon, Selasa 20 September 2022.
Kalaupun BLT mau dikucurkan, katanya, sebaiknya dananya ditanggung BUMN yang membidangi migas.
BACA JUGA:Tunjangan Guru Madrasah Non ASN Segera Cair, Ini Kriteria Penerima
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Kuota Beasiswa untuk 3.256 Orang Tahun Depan
"Jadi, bukan pemerintah melalui dana APBN," tuturnya.
Selain itu, Yan meyakini BLT tidak akan mampu meredam inflasi yang disebabkan kenaikan harga BBM. Oleh karena itu, dia mengharapkan pemda bisa mengatasi inflasi di daerah masing-masing.
Hanya pemerintah daerah yang bisa diharapkan. Berharap dengan pemerintah pusat sudah cukup, sudah tidak bisa lagi, telinga mereka sudah tertutup," ujarnya. *