JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Harga emas terus mengalami penurunan dan semakin melemah. Meskipun beberapa kali sedikit menguat,lalu kembali melemah.
Seperti yang terjadi pada hari ini yang mengalami sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Lalu apa penyebabnya? Ternyata kenaikan USD menjadi penyebab emas menghentikan kenaikan selama dua sesi berturut-turut.
Tetapi logam kuning masih bertahan di atas level psikologis USD 1.650.
BACA JUGA:Pasien Gagal Ginjal Akut Kebanyakan Sudah Stadium 3, Kemenkes : Memang Agak Sulit
BACA JUGA:Kapal Cantika Express 77 Terbakar, 14 Orang Meninggal Dunia
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD 2,20 atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada USD 1.654,1 per ounce, setelah mencapai level terendah sesi di USD 1.648,00 seperti dikutip dari JPNN.com
Pekan lalu, emas berjangka meningkat USD 7,40 atau 0,50 persen, setelah pekan sebelumnya kehilangan lebih dari USD 60 atau 3,50 persen.
Dikutip dari Antara, emas berjangka melonjak USD 19,50 atau 1,19 persen menjadi USD 1.656,30 pada Jumat 21 Oktober 2022, setelah terdongkrak USD 2,60 atau 0,16 persen menjadi USD 1.636,80 pada Kamis 20 Oktober 2022.
USD naik tipis pada perdagangan Senin 24 Oktober 2022 meskipun ada dugaan intervensi valuta asing lain oleh Jepang, dan sempat berubah negatif, setelah data PMI awal S&P menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada Oktober.
BACA JUGA:Dari Li ke Li
BACA JUGA:Fakta Baru, Propam Bolak Balik Lihat Peti Jenazah Brigadir J Hingga Pagi
Namun, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS mendukung emas.
Emas menemukan dukungan tambahan karena S&P Global melaporkan pada Senin 24 Oktober 2022 bahwa Indeks Output Komposit PMI (Indeks Manajer Pembelian) AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, turun menjadi 47,3 pada Oktober dari pembacaan akhir 49,5 pada September. *