KERINCI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kasus yang menimpa korban pengeroyokan siswa kelas 1 SMPN 23 Kerinci cukup aneh. Justru korban malah terancam dikeluarkan oleh pihak sekolah jika tidak ingin berdamai.
Hal ini diungkapkan oleh Robi Prayuda, kakak kandung A yang merupakan korban pengeroyokan.
Berikut wawancara eksklusif Jambi- Idependent.co.id dengan Robi Prayuda kakak kandung A :
jambi-independent.co.id : Pak Roby Prayuda, apa benar korban video yang beredar itu yang menjadi korban bully itu adalah keluarga bapak?
Robi : Benar, korban itu adik kandung saya, namanya A.
jambi-independent.co.id : Lalu bagaimana ceritanya A bisa dikeroyok oleh rekan satu sekolahnya sebagaimana video yang beredar?
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Tawuran 2 Kelompok Geng Motor di Jambi, 1 Orang Tewas Dibacok
Robi : Cerita berawal dari uang kas sekolah yang hilang. Adik saya dituduh menyebarkan informasi ke teman kelas oleh pelaku yang menjabat sebagai bendahara kelas menghilangkan uang kas sekolah. Padahal tidak ada adik saya menyebarkan informasi yang dituduhkan oleh pelaku. Karena kesal pelaku mengeroyok adik saya.
jambi-independent.co.id : Lalu apakah setelah mendapatkan perilaku tidak baik dari teman kelas, pelaku melaporkan ke pihak keluarga atas perbuatan teman kelas kepada dirinya?
Robi : Tidak, adik saya tidak melaporkan kejadian yang dialaminya kepada kami keluarga.
jambi-independent.co.id : Bagaimana keluarga mengetahui kalau A menjadi korban bully dan pengeroyokan oleh teman-teman sekolahnya?
Robi : Keluarga mengetahui setelah video beredar di medsos.
jambi-independent.co.id : Lalu apakah A mengalami ketakutan setelah kejadian tersebut?
Robi : Iya, adik saya takut datang ke sekolah karena takut kejadian serupa terjadi lagi.
BACA JUGA:Terungkap, Polisi Jelaskan Kronologi Tewasnya Anggota Geng Motor di Jambi Akibat Tawuran
BACA JUGA:Viral Video Siswi SMP Kerinci di Bully Temannya, Dikeroyok hingga Dibenamkan ke Kolamjambi-independent.co.id : Kabarnya sudah ada perdamaian antara keluarga bapak sebagai korban dengan keluarga pelaku, apa benar?
Robi : Ya, benar karena adik saya diancam oleh kepala sekolah kalau tidak mau damai dengan pelaku maka akan dikeluarkan dari sekolah dan tidak boleh ikut ujian sekolah.
jambi-independent.co.id : Itu alasan pihak keluarga A bersedia berdamai dengan pelaku?
Robi : Iya pak, adik saya dan kami dipaksa berdamai kalau tidak adik saya dikeluarkan dari sekolah dan tidak boleh ikut ujian.
jambi-independent.co.id : Siapa yang mengancam A kalau tidak mau berdamai dikeluarkan dari sekolah?
BACA JUGA:Salah Satu Pelaku Pengeroyokan Siswi SMP di Kayu Aro Dikabarkan Anak Anggota DPRD Kerinci
BACA JUGA:Rekomendasi Tempat Makan di Kota Jambi, Murah, Meriah, Enak
Robi : Kepala sekolah pak karena lokasi perdamaian di sekolah, kami menyesal datang ke sekolah. Masak ya pak sanksi adik kami dengan pelaku sama-sama mendapat hukuman yang sama yakni sama-sama diancam dikeluarkan dari sekolah kalau tidak mau berdamai.
jambi-independent.co.id : Lalu apakah bapak dan keluarga tidak akan melaporkan ke pihak berwajib atau ke Polres atas apa yang dialami oleh A?
Robi : Seandainya tidak ada paksaan untuk berdamai, tentu kami akan laporkan ke Polres, saat itu kami dalam tekanan untuk berdamai.
jambi-independent.co.id : Dalam poin dan kesepakatan berdamai apa saja kesepakatannya dalam surat damai?
Robi : Salah satu poin adalah pelaku akan membiayai biaya berobat A.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Tempat Nongkrong Hits di Jambi, Kekinian dan Cozy
BACA JUGA:Viral Video Mesum Mahasiswi di Bungo, Ini Kata Rektor
jambi-independent.co.id : Apakah keluarga sudah menerima dana untuk berobat A ?
Robi : Sudah pak, itupun dikumpulkan dari 16 orang pelaku.
jambi-independent.co.id : Sebenarnya yang melakukan tindakan bully atau melakukan pemukulan terhadap orang berapa orang?
Robi : Kalau pelaku itu ada enam orang yang lainnya menyaksikan.
jambi-independent.co.id: Kalau misalnya ditanya apa sanksi yang harus diberikan sekolah kepada para pelaku?
Robi : Ya, paling tidak di berhentikan dari sekolah sebagai efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi.
Terkait hal ini, Kepala Sekolah SMPN 23 Kerinci, Suhardi, beberapa kali dihubungi via WhatsApp tidak digubris. Hingga berita ini diterbitkan, belum berhasil dimintai keterangannya. *