Ia juga berharap kegiatan ini bisa memberi warna baru bagi seluruh generasi muda. "Kami hanya ingin seluruh peserta terhibur dengan perlombaan ini,” ujarnya.
Ilham juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah membantu sehingga perlombaan lato lato di Bungo bisa berjalan dengan sukses.
“Tujuan kami untuk sarana hiburan sambil bermain dikemas dengan perlombaan. Kami tidak menyangka kegiatan ini mendapat sambutan antusias," katanya.
Siska, orang tua dari peserta lomba juga mengaku senang dengan adanya lomba lato lato tersebut.
Menurut Siska, kegiatan ini bisa mengasah kemampuan, kecepatan dan konsentrasi anak-anak, serta mengurangi penggunaan HP.
“Kami sebagai orang tua mengapresiasi kegiatan ini. Anak-anak yang ikut lomba cukup terhibur," ujarnya. Permainan latto-latto permainan sederhana berupa dua bola kecil yang dihubungkan dengan tali.
Kedua bola itu berupa bandulan plastik berbahan polimer. Dua bandulan tersebut tersambungkan dengan tali yang akan kita mainkan dengan membenturkannya sehingga menghasilkan suara khas. Nah ternyata, permainan lato-lato memiliki banyak nama. Tak hanya di Indonesia, lato-lato juga terkenal di luar negeri. Namanya dikenal sebagai clackers balls, naknok balls, hingga "tek-tek". Sebelum ini, latto-latto pernah viral di awal tahun 2000-an, 1990-an, bahkan tahun 1960-an. Tapi para orang tua harus tetap memperhatikan anak-anaknya yang bermain lato-lato ya. Karena bahannya yang cukup keras, permainan ini bisa menjadi berbahaya jika terkena ke tubuh anak anda. Yuk, jaga anak-anak kita. *