JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Distribusi dokter spesialis di Provinsi Jambi, kurang merata. Hal ini tidak ditampik oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Ferry Kusnadi.
Dia mengatakan, saat ini total dokter spesialis di lingkup RSUD Raden Mattaher dan RSJD Provinsi Jambi, lebih kurang berjumlah 110 orang.
Sementara di daerah, dirinya akan mengecek kembali data total jumlahnya. Namun, yang jelas, dia mengakui bahwa di daerah-daerah, jumlah dokter spesialis masih kurang.
"Harapan kita nanti, distribusi dokter spesialis di daerah juga diperhatikan," katanya. Ferry mengatakan, tahun 2023 ini ada beasiswa dokter spesialis dari Kemenkes RI, seperti tahun 2022 lalu.
BACA JUGA:Kembali Ditangkap Terkait Kasus Narkoba, Ammar Zoni Menangis Minta Maaf ke Irish Bella
BACA JUGA:Promo KFC Hari ini, Nikmati Paket Kombo Duo dengan Harga Spesial
Dia berharap, kesempatan ini bisa dimanfaatkan bagi rumah sakit di daerah, untuk mengirimkan dokter-dokternya kembali sekolah untuk mengambil gelar spesialis.
Dengan demikian, kebutuhan dokter spesialis di daerah bisa mulai terpenuhi agar bisa melayani masyarakat di bidang kesehatan.
"Makanya kita imbau, agar rumah sakit di daerah mengirimkan dokternya untuk sekolah lagi," katanya. Untuk di lingkup RSUD Raden Mattaher dan RSJD sendiri, Ferry mengatakan jumlah dokter spesialis sudah cukup.
Namun kata dia, masih ada yang belum dimiliki yakni dokter spesialis bedah jantung terbuka. "Kita sudah bisa pasang ring jantung, dokternya sudah ada. Yang belum ada itu dokter bedah jantung terbuka," katanya.
BACA JUGA:Viral Video 2 Kelompok Pemuda Tawuran di Broni Kota Jambi
BACA JUGA:Coba Sarapan dengan Dua Makanan Pokok ini, Disinyalir Bisa Bantu Bakar Lemak
Untuk jantung, RSUD Raden Mattaher memiliki tujuh orang dokter spesialis. Sementara di daerah, menurutnya belum memiliki dokter spesialis tersebut.
Dia berharap, kabupaten dan kota bisa memperhatikan hal ini baik-baik. Tak hanya mengandalkan droping dari provinsi atau pusat.
"Kita mengharapkan pengajian dokter ini dari kabupaten/kota masing-masing. Kalau mengandalkan droping dari provinsi atau dari Jakarta, setelah lima tahun pasti mereka akan mengajukan pindah ke kota. Misalnya kalau yang bersangkutan merupakan warga Sarolangun, dan mengambil spesialis, setelah selesai bakal tinggal dan mengabdi di Sarolangun," ujarnya ketika disinggung mengenai dokter spesialis yang menumpuk di Kota Jambi. *