Perempuan itu berkata, " Ya Rasulullah, akulah yang menenun syamlah ini dan aku hendak menghadiahkan kepada Engkau."
Rasulullah SAW pun sangat menyukai syamlah tersebut. Tanpa banyak bicara, beliau langsung mengambil dan memakainya dengan sangat gembira dan berterima kasih kepada wanita itu.
Rasulullah SAW betul-betul sangat membutuhkan dan menyukai syamlah tersebut.
BACA JUGA:Tanjab Timur jadi yang Pertama se-Provinsi Jambi Menyelesaikan Tahapan Seleksi PPPK Kesehatan
BACA JUGA:Dinyatakan Belum Lengkap, KPU Sarolangun Kembalikan Berkas Bacaleg Partai NasDem
Tidak lama setelah wanita itu pergi, tiba-tiba datang seorang laki-laki meminta syamlah tersebut. Rasulullah pun memberikannya.
Para sahabat yang lain lalu mengecam laki-laki tersebut. Mereka berkata, "Hai Fulan, Rasulullah SAW sangat menyukai syamlah tersebut, mengapa kau memintanya? Kau kan tahu Rasulullah tidak pernah tidak memberi kalau diminta?"
Laki-laki itu menjawab, "Aku memintanya bukan untuk dipakai sebagai baju, melainkan untuk kain kafanku nanti kalau aku meninggal".
Tidak lama kemudian, laki-laki itu meninggal dan syamlah tersebut menjadi kain kafannya. (HR Bukhari).
BACA JUGA:Daftar Bacaleg di KPU, PDIP Jambi Targetkan 11 Kursi di DPRD Provinsi dan 2 Kursi DPR RI
KISAH KE-8, KESAKSIAN JABIR TENTANG KEDERMAWANAN RASULULLAH
Salah seorang sahabat Nabi, Jabir, juga mengatakan, "Rasulullah tidak pernah diminta sesuatu oleh seseorang kemudian menjawab tidak (menolaknya)." (HR Ahmad)
KISAH KE-9, KESAKSIAN ABDULLAH BIN ABBAS TENTANG KEDERMAWANAN RASULULLAH
Rasulullah SAW adalah sosok yang dermawan. Dalam salah satu hadits shahih disebutkan, kedermawanan beliau melebih tiupan angin kencang.
Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dari Abdullah bin Abbas RA yang menceritakan, bahwa "Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah SAW melebihi angin kencang yang bertiup."