Dongeng Malin Kundang, Kisah dari Sumatera Barat tentang Anak Durhaka pada Ibu

Minggu 14-05-2023,07:00 WIB
Editor : Risza Saputra B

Malin Kundang tidak memperdulikan perkataan ibunya. Dia tidak akan mengakui ibunya. la malu kepada istrinya. Melihat perempuan itu bersujud hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata, “Hai, perempuan gila! lbuku tidak seperti engkau”.

Tendangan Malin yang kuat, membuat ibunya terlempar ke atas pasir. Wanita itu hanya bisa menangis. Hatinya begitu sakit.

Tak menyangka kalau dia bisa mendapat perlakuan seperti ini dari anak kesayangannya itu.

Dia tak menyangka Malin yang dulu disayangi tega berbuat demikian. Hatinya perih dan sakit, lalu tangannya diangkat ke langit. Ia kemudian berdoa dengan hatinya yang pilu.

BACA JUGA:Parpol Pengusung Minta Kejaksaan Usut Kasus Sewa Rumah Dinas Wali Kota Sungaipenuh

BACA JUGA:Resmi Nyaleg, Nasta Trilaksmi Sebut Legislatif sebagai Wadah untuk Berbuat Lebih Banyak

“Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, Ya Tuhan!” katanya begitu sedih.

Tak lama kemudian cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turun dengan teramat lebatnya.

Tiba-tiba datanglah badai besar, menghantam kapal Malin Kundang. Malin pun ketakutan luar biasa. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Lalu sambaran petir yang menggelegar. Saat itu juga kapal hancur berkeping-keping. Kemudian terbawa ombak hingga ke pantai.

BACA JUGA:Rekrutmen Bersama BUMN 2023 Telah Dibuka, Ada 2.000 Lebih Lowongan Pekerjaan Disediakan

BACA JUGA:9 Riwayat Kesaksian Para Sahabat Tentang Kedermawanan Rasulullâh

Esoknya saat matahari pagi muncul di ufuk timur, badai telah reda. Di pinggir pantai terlihat kepingan kapal yang telah menjadi batu. Itulah kapal Malin Kundang! Tampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia.

Itulah tubuh Malin Kundang anak durhaka yang dikutuk ibunya menjadi batu. Anak yang durhaka pada ibunya.

Kisah Legenda Malin Kundang ini memiliki pesan yang dapat diambil, yaitu sayangi kedua orangtua saat susah dan senang.

Jangan melupakan jasa orangtua yang telah menyayangi dan mendidik dari kecil. *

Kategori :