Orang-orang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.
BACA JUGA:Cerita Abu Nawas Membuat Manusia Bertelur
Melihat banyak orang merusak rumahnya,Tuan Kadi segera keluar dan bertanya kepada mereka. “Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?” tanya Tuan Kadi dengan marah.
Sang murid-murid pun menjawab lantang. “Guru kami, Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!” jawab mereka serempak. Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti, malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah.
Tuan Kadi hanya bisa marah-marah, karena tidak orang ada yang berani membelanya. “Dasar Abu Nawas penghasut, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda Raja,” kata Tuan Kadi dengan ketus.
Benar saja. Keesokan harinya, Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam kepada Baginda. Akibatnya Abu Nawas dipanggil menghadap ke istana. Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya perihal kejadian semalam.
BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan yang Paling Sensitif
‘Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu?” tanya Baginda Raja.
"Wahai Tuanku. sebabnya ialah pada suatu malam hamba bermimpi. bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi,” jawab Abu Nawas.
"Hai Abu Nawas. bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?” tanya Baginda Raja dengan geram.
“Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini tuanku," kata Abu Nawas dengan tenang. Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. Ia terdiam seribu bahasa.
BACA JUGA:2 Pelaku Pengedar Narkotika Berhasil Dibekuk Satres Narkoba Polres Batanghari
BACA JUGA:Program PTSL Kerap Terkendala Kasus Kepemilikan Tanah, Targetkan Pemetaan 16 Ribu Bidang Tanah
“Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?” tanya Baginda Raja kepada Tuan Kadi. Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.