Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi SAW ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)
Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
“Rasulullah SAW biasa berangkat sholat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295)
4. Tidak makan terlebih dahulu sebelum shalat Sunnah Idul Adha.
BACA JUGA:Baru Tahu, Ternyata Ini 5 Zodiak Penyayang Binatang
BACA JUGA:Tarif Listrik Triwulan III Tetap, PLN Pastikan Listrik Andal untuk Dorong Perekonomian
Berbeda dengan Idul Fitri, Kita disarankan untuk makan sarapan setelah shalat Idul Adha.
Kita hanya makan setelah daging kurban selesai, jika memungkinkan.
5. Menunjukkan keceriaan serta pererat silaturahim.
Muslim menganggap dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha, sebagai hari kegembiraan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk menunjukkan kegembiraan kita saat hari raya.