JAMBI, JAMBI INDEPENDENT.CO.ID - Kesabaran mahasiswa pengunjuk rasa, nampaknya sudah mulai habis. Setelah menunggu 15 menit, tetap saja tidak ada anggota dewan Provinsi Jambi yang datang menemui mereka.
Aksi saling dorong kembali terjadi. Petugas, menutup pintu masuk utama kantor DPRD Provinsi Jambi, karena mahasiswa mendesak untuk masuk. Akhirnya, perwakilan mahasiswa menyegel pintu masuk kantor DPRD Provinsi Jamni, yang dilengkapi teralis besi itu.
"Tidak ada yang datang, kantor kosong, terpaksa kami segel," teriak salah satu orator.
Kemudian, mereka juga menabur kembang makam di depan pintu masuk kantor DPRD Provinsi Jambi tersebut. Ini sebagai simbol, sunyinya kantor perwakilan rakyat tersebut.
BACA JUGA:Mundur dari Partai Demokrat, M Nasir Gabung ke PKB
BACA JUGA:Ini 12 Zodiak yang Enak untuk Belanja, Ngemall Jadi Seru
"Kantor perwakilan rakyat, tapi sekarang jadi pengkhianat rakyat. Innalillahi wainna ilahi rojiun, telah berpulang hati nurani wakil rakyat. Tidak ada satupun yang berada di tempat. Hanya manis saat kampanye saja, tapi selalu kabur saat ada masalah," kata Puspita, orator dari Stikes Baiturrahim.
Sebelumny, aksi unjuk rasa dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Bersatu di gedung DPRD Provinsi Jambi, Kamis, 13 Juli 2023 pukul 15.00 sore. Mereka datang untuk menyuarakan aspirasi, dan menolak RUU Kesehatan.
Aksi saling dorong pun sempat terjadi antara mahasiswa pengunjuk rasa dengan polisi yang berjaga. Mereka menuntut untuk bertemu dengan anggota DPRD Provinsi Jambi, namun tidak ada yang keluar menemui mereka.
"Kami mau bertemu dengan anggota DPRD ini, tapi satu orang pun tak ada yang muncul," kata M Muchlisin Yusuf, Ketua BEM Unbari yang ikut berorasi.
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Demo UU Kesehatan di DPRD Provinsi Jambi, Mahasiswa dan Polisi Saling Dorong
BACA JUGA:8 Shio yang Beruntung Hari Ini 13 Juli 2023, Bakal Dapat Untung Besar
Para mahasiswa ini menyatakan, mereka dengan tegas menolak RUU Cipta Kerja Kesehatan yang akan segera disahkan. Mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi, dan berjanji tidak akan merusak fasilitas.
"Kami tidak akan merusak fasilitas, tidak akan keos. Tapi kami ingin bertemu langsung dengan anggota dewan," katanya.
Namun, setelah beberapa lama berorasi, tak ada anggota dewan yang menemui mereka. Para mahasiswa memberikan waktu selama lima menit kepada anggota dewan untuk menemui mereka.