JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Masih segar dalam ingatan, peristiwa memilukan yang menyebabkan warga Talang Gulo meninggal akibat kecelakan oleh angkutan batu bara dikarenakan melanggar jam operasonal.
Belum hilang dari ingatan warga soal kejadian itu, angkutan batu bara justru kembali berulah.
Kamis tanggal 21 September 2023 pukul 20.00, warga Talang Gulo kembali menemukan 8 angkutan batu bara yang melakukan pelanggaran jam operasional.
Melihat hal ini, warga Talang Gulo pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Akhirnya angkutan batu bara tersebut pun diamankan Satlantas Porlesta Jambi.
BACA JUGA:Cek di Sini! UMKM Ini Ternyata Bisa Ajukan KUR BRI 2023 Rp100 Juta, Angsuran Rp1 Jutaan
"Masih dak jero-jero sopir tu diingatkan," kata Udin salah satu warga. Dia berharap, agar para sopir angkutan batu bara tidak melanggar aturan yang sudah disepakati bersama.
"Kami dak ingin lagi muncul korban di daerah kami," kata dia. Apalagi kata dia, beberapa waktu lalu digelar rapat di Kantor Lurah Talang Gulo beberapa waktu lalu.
"Katonyo dari Dishub mau melakukan penambahan personel di sini. Boro-boro nambah personel, orangnyo nian dak ado muncul sikok pun," katanya kesal.
Terpisah, Ketua Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (LP3 NKRI) Jambi, Pery Monjuli meminta berbagai pihak khususnya Dishub Provinsi Jambi agar komitmen dengan kesepakatan yang dibuat.
BACA JUGA:Kabid Humas Polda Jambi Hadiri Pelepasan Tim Kick off The Rising Tide A Resonance
BACA JUGA:Pasca Hujan Lebat, Wilayah Tanjabtim Diselimuti Kabut Asap
Apalagi kata dia, pertemuan itu langsung dihadiri Kadis Perhubungan, Asisten 1 dan kepolisian. "Dalam rapat kan berjanji akan melakukan penebalan di Talang Gulo yang sangat rawan kecelakaan dan macet," kata Pery, yang juga merupakan Wakil Ketua Asosiasi Transportir Jambi (ATJ).
Terpisah, PLT Ketua ASABA Jefri BP menilai, kejadian semalam seperti disengaja.
Pelanggaran jam operasional tersebut kata dia. sepertinya sengaja untuk membuat kegaduhan yang berpotensi menimbulkan konflik antara sopir dan masyarakat.