MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menjadi salah satu wilayah pesisir di Provinsi Jamb, membuat Kabupaten Tanjab Timur banyak memilki Daerah Alira Sungai (DAS) dan juga lokasi lahan gambut.
Dermawati Sihite selaku Kepala Sub Kelompok Kerja Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) saat diwawncarai Jambi Independent mengatakan, terkadang masih ada sebagian orang menganggap, bawah DAS dan Gambut itu sama, meski pada dasarnya kedua hal tersebut berbeda.
"Kalau DAS itu lokasinya dipinggiran sungai, sedangkan lokasi gambut ini sendiri berada di antara dua sungai," ujarnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya lokasi gambut itu sendiri. Seperti Gambut Tofogen, yang tercipta akibat adanya tofografi atau faktor air sungai yang meluap dan membawa tumpukan serasah, yang terpendap dalam kurun waktu tertentu.
BACA JUGA:7 Zodiak Perempuan yang Pandai Mencari dan Menyimpan Harta
BACA JUGA:Simak Nih! Ini Update Tarif Tol Trans Sumatera 2023 untuk Ruas Bakauheni - Terbanggi Besar
Gambut Tofogen ini sendiri memiliki ketebalan atau kedalaman yang berbeda-beda. Tergantung kondisi wilayah dan lama terciptanya.
"Selanjutnya ada pula jenis Gambut Omrogen, yang diakibatkan adanya genangan air hujan yang cukup dalam yang menyerupai kubah," ucap Dermawati.
Dirinya menjelaskan, untuk di wilayah Kabupaten Tanjab Timur sendiri, terbagi dalam Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Mendahara-Batanghari.
Dimana, sungai Mendahara-Batanghari ini mejadi salah satu Pilot Projet BRGM untu menjadi KHG Model.
BACA JUGA:Dilantik Menkumham Yasonna H Laoly, M Adnan Resmi Pimpin Kanwil Kemenkumham Jambi
BACA JUGA:Butuh Modal untuk Jualan Es Kul Kul? Pinjam Aja di KUR BRI 2023
"Di Provinsi Jambi ini, KHG Mendahara-Batanghari terdiri dari sebagian besar di Kabupaten Tanjab Timur, lalu sebagian kecil di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjab Barat," jelasnya.
Ada dua kubah gambut yang cukup besar di Kabupaten Tanjab Timur ini. Yakni berada di Kecamatan Dendang dan Kecamatan Geragai.
"Kalau gambut dalam ini biasnya kan lebih dari 3 meter. Nah, kami pernah konsesi di dua kecamatan tersebut. Pas kami lakukan pengeboran, sudah sampai di kedalaman 12 meter belum juga ketemu tanah," ungkapnya.