Perlu Pengawasan, Ini Bahaya Diet jika Dilakukan Tanpa Aturan dan Pola yang Benar

Kamis 30-11-2023,08:42 WIB
Reporter : Jambi-independent.co.id
Editor : Surya Elviza

Makanan yang kamu konsumsi secara tak langsung mempengaruhi keadaan emosi. Akibatnya, ketidakseimbangan dalam nutrisi penting, mineral, vitamin, serat pangan, dan asam lemak dapat berpotensi memicu terjadinya depresi.

Terlebih lagi, jika hasil dari upaya diet yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan dalam rentang waktu yang kamu rencanakan, hal tersebut dapat memicu perasaan depresi.

 Oleh karena itu, mencoba mencapai tujuan kebugaran musim panas hanya melalui diet bukanlah pilihan yang disarankan. Rasa kecewa terhadap perkembangan dapat menjadi signifikan dan berpotensi memicu emosi depresi.

3. Metabolisme Melambat.

Ketika kamu mengurangi asupan makanan, tubuh menerima jumlah kalori yang lebih sedikit, yang merupakan sumber energi penting yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi vital tubuh. Inilah yang terjadi selama proses diet. Penurunan asupan kalori mengakibatkan perlambatan metabolisme tubuh.

BACA JUGA:Gelar NextDev Local Hero Roadshow, Telkomsel Ciptakan Dampak Sosial Berkelanjutan

BACA JUGA:Kabar Baik, Bansos PKH Tahap 5 Cair Lagi, Cek Kartu KKS dan Nama Anda di Sini

Namun, seiring berjalannya waktu, penurunan berat badan akan mencapai titik stabil karena metabolisme internal akan menyesuaikan diri dengan asupan kalori yang lebih rendah. 

Meskipun mungkin telah mencoba membatasi kalori lebih drastis dan meningkatkan aktivitas fisik, seringkali hasilnya tidak sesuai harapan. Akibatnya, mungkin merasa frustasi dan kemungkinan besar akan kembali ke pola makan sebelumnya.

4. Mempengaruhi Kesehatan Tubuh.

Selain menyebabkan penurunan laju metabolisme, melakukan diet tanpa pengawasan juga dapat memberikan tekanan pada jantung. Isadore Rosenfeld, seorang profesor kedokteran klinis di Weill Cornell Medical College di New York City, menyoroti dalam laporan CNN Health pada bulan April 2010 bahwa diet meningkatkan kemungkinan serangan jantung.

Selain itu, siklus penurunan dan kenaikan berat badan yang berulang-ulang, yang sering disebut sebagai diet yo-yo, telah terbukti merusak pembuluh darah dan mendorong perkembangan aterosklerosis dan berbagai bentuk penyakit jantung lainnya.*

 

Kategori :