Dada beliau pun dibelah, hatinya dicuci dengan air Zamzam, dan kemudian dipenuhi dengan iman dan hikmah.
Buraq, seekor makhluk yang berakar kata dengan 'barq' yang berarti kilat, datang sebagai kendaraan perjalanan. Buraq memiliki kecepatan yang luar biasa.
Setelah shalat di Masjidil Aqsa dan bertemu dengan para Nabi, perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Di sana, Allah SWT memberikan wahyu dan mewajibkan shalat lima puluh kali sehari. Melalui perantaraan Nabi Musa, jumlah shalat tersebut akhirnya dikurangi menjadi lima kali sehari.
BACA JUGA:Wagub Sani Ingatkan Istiqomah dalam Beribadah
BACA JUGA:Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A73 5G 2024, Prosesor Snapdragon 778G
Tujuh Lapis Langit dalam Perjalanan Mi'raj
Selama perjalanan Mi'raj, Nabi Muhammad SAW singgah di tujuh lapis langit. Di setiap langit, beliau bertemu dengan sejumlah besar para Nabi, seperti Nabi Adam, Nabi Yahya, Nabi Ishaq, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, dan Nabi Ibrahim. Momen ini memperkuat hubungan antara para Rasul dan menggambarkan keagungan peristiwa Mi'raj.
Hikmah di Balik Kesulitan
Perjalanan Isra Miraj juga mencerminkan hikmah di balik kesulitan. Kepergian Nabi Muhammad SAW pada malam tersebut, yang disebut juga sebagai "tahun kesedihan," menjadi hiburan dari Allah SWT atas kehilangan dua orang yang dicintai oleh beliau, yaitu Khadijah dan Abu Thalib.
Peristiwa Isra Miraj adalah momen luar biasa dalam sejarah Islam yang penuh hikmah. Iman dan keyakinan Nabi Muhammad SAW, kesetiaan malaikat Jibril, dan interaksi dengan para Nabi menggambarkan keagungan dan keistimewaan perjalanan ini. Selain itu, hikmah di balik kesulitan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa setiap ujian membawa hiburan dan keberkahan dari Allah SWT.
Semoga pemahaman tentang peristiwa Isra Miraj ini memperkuat iman dan meningkatkan rasa cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya.