Mengacu pada (Scharinzi, 2015; Lambek, 1998) paradigma dualism tubuh dan pikiran sangat dominan mempengaruhi dalam pengetahuan saat ini.
BACA JUGA:Irjen Pol (Purn) Muchlis AS Meninggal Dunia, Nasroel: Beliau Pejabat yang Sangat Mengerti Jambi
Implikasi dari penggunaan paradigma berfikir yang dikotomis selama ini sudah terjebak dalam banyak dimensi dalam kehidupan manusia. Dalam ranah sosial, paradigma dikotomis yang membedakan antara tubuh dan pikiran akan nampak terlihat dalam beberapa praktik sosial sehari-hari.
Banyak praktik sehari-hari yang menunjukkan adanya sesuatu yang paradoks antara simbol dan praktik. Banyak orang yang melakukan aksi kejahatan seperti korupsi namun sebenarnya dia berasal dari perguruan tinggi yang sebenarnya adalah kalangan akademisi yang terdidik (Effendi, 2016; Khamdan, 2014).
Tujuan utama Pendidikan nasional Indonesia yang secara eksplisit mengutamakan dimensi iman, taqwa, dan ahlak mulia. Dalam praktek pendidikan saat ini kurang menampakkan hasil yang singnifikan ditambah lagi dengan persoalan yang dihadapi di era revolusi industri 4.0 ini menunjukkan penyimpangan penggunaan teknologi dapat menghancurkan martabat manusia.
Oleh karena itu perlu paradigma Pendidikan ruhani yang membimbing kecerdasan manusia secara holistic untuk menjawab persoalan tersebut (Sri Austi A. Samad, 2015).
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mantan Kapolda Jambi Irjen Pol (Purn) Muchlis AS Meninggal Dunia
BACA JUGA:Semarak Idul Fitri, Pemkot Jambi Gelar Takbir Keliling, Salat Ied Berjamaah, Hingga Open House
Namun demikian, jika merujuk kepada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, secara eksplisit menemukan adanya tujuan Pendidikan Nasional yang mengutamakan dimensi spiritualitas yang kuat yang tertuang sangat tegas.
Yaitu mewujudkan peserta didik Indonesia yang memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki akhlak dan etika yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam rumusan ini, jelas bahwa aspek Iman dan Takwa serta akhlak memiliki posisi yang sangat penting dalam pendidikan.
Pertanyaannya adalah sejauhmana tujuan Pendidikan nasional terkait dengan dimensi Iman dan Taqwa serta nilai akhlak sudah diwadahi dalam pendidikan saat ini? Apakah model pendidikan Nasional sudah memiliki metodologi yang memadai untuk merumuskan tujuan pendidikan nasional saat ini.
BACA JUGA:Pj Wali Kota Jambi Salat Ied Bersama Ribuan Warga di Lapangan Utama Balaikota
BACA JUGA:Pj Bupati Bachyuni Salat Idul Fitri Bersama di Masjid Agung Al Arbor
Upaya penemuan model atau pustulat baru untuk menggali formulasi tentang bagaimana pencapaian tujuan pendidikan nasional berbasis transedental (Iman, taqwa, ahlak mulia) dengan pendekatan kecerdasan ruhiologi.