Dalam menangani masalah di Papua, TNI mempergunakan metode yang mencakup operasi bersenjata serta pendekatan teritorial.
BACA JUGA:Warga Gelar Goro Bersama Buat Jalan Alternatif, Pasca Jalan Longsor di Kerinci
BACA JUGA:Dari Medan, Bandar Narkoba Kirim 1,5 Kilogram Ganja ke Tanjab Barat lewat JnT, Satu Orang Ditangkap
Selain melakukan tindakan tegas terhadap kelompok bersenjata, TNI juga mengedepankan upaya untuk memberikan pelayanan masyarakat dan mendukung pembangunan di wilayah tersebut.
Meskipun TNI memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat Papua, kegiatan tersebut seringkali diganggu oleh kelompok bersenjata.
Panglima TNI menegaskan bahwa TNI tidak akan membiarkan kekerasan terus berlanjut dan akan mengambil tindakan tegas untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Papua.
"Tentara kita di sana ngajar, memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, selalu diganggu. Padahal kita akan memberikan bantuan pelayanan masyarakat, masa harus didiamkan," katanya.
BACA JUGA:Resep Beef Teriyaki, Masak Daging Sangat Simpel Bikin Boros Nasi
BACA JUGA:Fajar/Rian Terhenti di Perempat Final Kejuaraan Bulu Tangkis Piala Asia 2024
Kondisi di Papua menunjukkan kompleksitas konflik yang melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Penyebutan kembali istilah OPM menandakan bahwa isu Papua tetap menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
"Saya akan tindak tegas untuk apa yang dilakukan oleh OPM. Tidak ada negara dalam suatu negara," katanya menegaskan.
Sebelumnya, aksi yang dilakukan OPM ini telah menewaskan Danramil 1703-04/Aradide, Letda Inf Oktavianus Sogalrey.
Letda Inf Oktovianus Sogalrey yang telah meninggal dan ditemukan di Jalan Trans-Papua ruas Enarotali-Aradide, Kamis 11 April 2024.
BACA JUGA:Terlihat dari Kuku! Ini Dia Tanda Gula Darah Tinggi
BACA JUGA:Aston Villa dan Club Brugge Menang di Leg Pertama
Aksi keji tersebut atas penembakan yang dilakukan oleh KKB terekam dalam sebuah video yang diambil oleh OPM dalam unggahan video singkat tersebut.