Hati-Hati Konsumsi Suplemen, Ini Jenis yang Sering Tak Diperlukan dan Bisa Bahayakan Kesehatan

Ilustrasi suplemen-freefik-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Banyak orang menganggap suplemen vitamin dan mineral sebagai solusi instan untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun, para pakar kesehatan justru mengingatkan bahwa tidak semua jenis suplemen membawa manfaat, bahkan sebagian besar tidak dibutuhkan tubuh jika dikonsumsi tanpa indikasi medis.
Dalam wawancaranya yang dikutip dari Medical Daily pada Kamis 10 April 2025, dr. Asif Ahmed seorang dokter umum asal Inggris menyampaikan bahwa ada setidaknya tiga kategori suplemen yang kerap dianggap penting, padahal kenyataannya bisa jadi justru tidak memberikan efek positif apa pun bagi kesehatan.
Menurut dr. Ahmed, konsumsi multivitamin dalam bentuk pil atau kapsul yang mengandung beragam zat sekaligus seperti vitamin A, B, C, D, E, serta mineral seperti zat besi, kalsium, dan magnesium justru membuat zat-zat tersebut saling berkompetisi untuk diserap tubuh.
"Ketika semua zat dikemas dalam satu tablet, mereka saling menghambat penyerapan. Alhasil, nutrisi yang masuk malah terbuang sia-sia melalui urine," ujarnya.
BACA JUGA:Empat Pebalap Astra Honda Siap Bawa Merah Putih Berjaya di IATC Qatar
BACA JUGA:Polisi Buru Pelaku Pencari Barang Antik dan PETI di Aliran Sungai Batanghari Muaro Jambi
Meski begitu, ia menambahkan bahwa multivitamin masih bisa bermanfaat bagi kelompok khusus seperti pasien pasca operasi bariatrik, yang mengalami perubahan sistem pencernaan sehingga sulit menyerap nutrisi dari makanan biasa.
Tren suntik vitamin atau terapi vitamin infus (IV drip) belakangan ini makin digemari, terutama oleh kalangan urban yang menginginkan efek segar dan bugar secara instan. Namun dr. Ahmed menegaskan, manfaat tersebut kemungkinan besar hanya ilusi akibat cairan infus yang menghidrasi tubuh, bukan karena kandungan vitaminnya.
"Memasukkan vitamin dosis tinggi langsung ke dalam darah tak hanya sia-sia, tapi juga berisiko menimbulkan reaksi alergi berat seperti anafilaksis," tuturnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa overdosis vitamin tertentu, seperti vitamin A atau D, justru bisa menyebabkan kerusakan organ dalam jangka panjang jika dilakukan secara berulang.
BACA JUGA:Pemprov Jambi akan Revitalisasi GOR Kotabaru: Fokus Penambahan Kapasitas dan Renovasi Fasilitas
BACA JUGA:Agus Rubiyanto, Siap Antar Golkar Jambi ke Puncak Kemenangan
Suplemen pelangsing dalam bentuk bubuk atau shake juga mendapat sorotan tajam. Menurut dr. Ahmed, produk-produk ini seringkali hanya mengandung serat dalam jumlah sangat minim namun dijual dengan harga yang tidak masuk akal.
“Beberapa brand mengenakan biaya hingga 200 poundsterling per bulan untuk produk yang bahkan tak punya kandungan nutrisi berarti. Ini bentuk penipuan industri kesehatan,” tegasnya.
Alih-alih bergantung pada suplemen, dr. Ahmed dan banyak pakar kesehatan menyarankan masyarakat untuk kembali pada pola hidup sehat: konsumsi makanan bergizi seimbang, tidur cukup, serta rutin berolahraga.
Studi dari Harvard School of Public Health juga mendukung pandangan ini, menyebutkan bahwa kebutuhan vitamin dan mineral harian sebagian besar dapat dipenuhi melalui makanan alami, kecuali dalam kondisi medis tertentu seperti defisiensi zat besi atau kehamilan.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diminta untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum membeli atau mengonsumsi suplemen apa pun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: