JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Aksi warga Dusun Pematang Talang, Desa Pasar Terusan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, yang membakar alat penambangan emas ilegal, mendapat apresiasi.
Salah satunya datang dari pengamat sosial Jambi, Nasroel Yasir, saat dikonfirmasi Selasa 16 April 2024.
Menurutnya, aksi warga yang membakar alat penambangan emas ilegal itu harus mendapat apresiasi. "Warga di sana harus mendapat apresiasi," kata dia.
Lanjutnya, hal ini menunjukkan bahwa warga sebenarnya tidak senang dengan aktivitas penambangan ilegal yang merusak lingkungan tersebut.
BACA JUGA:PLN Bersama Perkim dan DLH Jambi Bersinergi untuk Keandalan dan Penertiban Lampu Jalan
BACA JUGA:Ridwan Mucktar Daftar ke Demokrat Kota Jambi, Ikut Ajang Pilwako Jambi
Untuk itu kata dia, Pemkab Batanghari harus lebih bisa meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas ilegal seperti ini. Edukasi terhadap warga juga terus dilakukan.
"Bupati Batanghari juga harus ekstra ikut mengawasi aktivitas penambangan ilegal di sana," kata Nasroel.
Dengan adanya dukungan pemerintah kata Nasroel, maka masyarakat akan semakin percaya diri menjaga lingkungan mereka sendiri.
Seperti diketahui, aktivitas penambangan emas ilegal kembali memunculkan kehebohan di wilayah Jambi, khususnya di Dusun Pematang Lalang, Desa Pasar Terusan, Muara Bulian, Batanghari.
BACA JUGA:Jagan Mager! Ini Dia 6 Kebiasaan Buruk Pemicu Diabetes
Sebanyak enam unit alat tambang emas ilegal atau yang dikenal dengan sebutan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menjadi sasaran pembakaran oleh massa yang dipimpin oleh pemerintah desa, didampingi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Kejadian ini merupakan bentuk protes dan kekecewaan warga terhadap aktivitas penambangan emas ilegal yang merusak area perkebunan.
Bahkan, aktivitas penambangan emas ilegal ini juga sudah berani merambah areal pemakaman umum di sekitar Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.