Madi dan warga kampung membuat bendungan buatan di sekitar Gunung Hapuk. Mereka menggali lubang di titik ditemukannya sumber mata air sekitar 1 meter, lebar 2 meter dan panjang sekitar 1,5 meter.
Penduduk kampung membuat bendungan tradisional dengan bahan seadanya. Mengumpulkan batu-batu, mengorek pasir tanah lalu mencampurkan dengan sedikit semen agar batu-batu ini bisa dijadikan bendungan untuk menampung air.
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada 2015 melalui pemerintah desa memberikan bantuan pipa untuk mengalirkan air dari sumber mata air ke permukiman penduduk Dayak Meratus.
Pemerintah daerah setempat juga membangun satu buah toilet dan kamar mandi, tiga unit tandon penampungan air berukuran sekitar 1.500 liter.
BACA JUGA:Danrem 042/Gapu Ikuti Upacara Tabur Bunga, Peringatan Harkitnas ke-116 Tahun 2024
Penduduk merasa lega. Jika sebelumnya harus turun ke kaki gunung yang cukup jauh untuk mandi dan menampung air bersih, kini warga sudah bisa mendapatkan air bersih yang hanya berjarak sekitar 10-30 meter dari rumah tinggalnya.
Sebulan sekali Madi rutin naik ke Gunung Hapuk, untuk mengontrol agar pipa tidak tersumbat tumpukan daun dan ranting.
Untuk memperbarui pipa yang sudah lapuk dan tak layak pakai, Madi dan penduduk menyisihkan sedikit rezeki dari penghasilan sehari-hari dari bertani.
Meski tidak banyak, namun rupiah dari tanaman singkong, padi darat, pisang, sedikit membantu mengganti pipa yang lapuk.
BACA JUGA:Build Benedetta Tersakit di Season 32 Mobile Legends
BACA JUGA:Hotel Swiss-Belhotel Lakukan Penanaman Pohon di Hutan Kota
Memasuki Juni 2023, musim kemarau panjang tiba.Meski mata air dari Gunung Hapuk tidak kering total, namun berdampak berkurangnya volume aliran air. Kemarau panjang dampak El Nino juga dirasakan13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
Ketua Posko Pegunungan Meratus, Kasman Susanto, berharap pemerintah daerah untuk membangunkan infrastruktur, seperti jalan dan listrik di kampung yang dihuni Madi dan lainnya.
Pemerintah daerah kemudian membangun jalan sepanjang sembilan kilometer dari puncak tempat tinggal Madi dan penduduk lainnya, menuju ke kaki gunung.
Mereka bersyukur, kesulitan semakin berkurang.