Di kota ini bahkan terdapat Museum Instrumen Musik yang memungkinkan pengunjung untuk mendapat perspektif baru serta koleksi alat musik dari seluruh dunia.
4. Daegu, Korea Selatan
Sejak lama, Daegu juga dikenal sebagai pusat musik kerajaan sejak masa Dinasti Joseon (1392-1905).
Daegu juga menjadi kota pertama di negara itu yang bertanggung jawab memperkenalkan musik Barat di Korea.
BACA JUGA:Mitsubishi New Pajero Sport Hadir dengan Berbagai Perubahan, Cek di Sini
BACA JUGA:Rektor UNJA Hadiri Penyerahan Bantuan Dana Desa untuk mendukung Tim PPK Ormawa HMP-PET
Selain itu, kota ini telah menjadi tuan rumah festival opera pertama dan terbesar di Asia, Daegu International Opera Festival (DIOF).
Acara ini mencatat partisipasi dari 24 negara. Festival Musik Internasional Daegu dianggap sebagai acara nasional bagi para musisi.
Untuk mendukung sektor musik, Kota telah berinvestasi dalam pembangunan beberapa infrastruktur budaya termasukDaegu Concert House dan pabrik instrumen musik.
Daegu juga mendorong sektor ini dengan bekerja sama dengan sejumlah negara untuk program pertukaran mahasiswa atau profesional yang ingin terus mengembangkan karier bermusiknya.
BACA JUGA:Kriyanusa 2024 di JCC, Ada Mitra Binaan PLN dan UMKM dari Berbagai Daerah
BACA JUGA:Si Jago Merah Hanguskan Rumah Pensiunan Guru di Sarolangun
5. Kingston, Jamaika
Ibu kota Jamaika, Kingston, juga dinobatkan sebagai kota musik dunia pada 2015 lalu. Kingston menjadi kota tempat lahirnya musisi legendaris, studio rekaman terkenal di dunia, dan rumah produksi.
Kota ini menjadi kampung halaman bagi Bob Marley dan Dennis Brown, bahkan menjadi tempat berkembang biaknya enam genre musik seperti reggae, mento, ska, rocksteady, dan dancehall. Sektor musik juga dengan tetap menjadi penggerak perekonomian Jamaika.
Kingston juga menjadi tuan rumah untuk beberapa acara festival musik seperti The African Liberation Concert dan The Reggae Month yang diadakan di ruang publik dan gratis.
Kingston memandang kreativitas sebagai komponen penting dalam strategi kota dan mencerminkan hal ini dalam rencana pembangunan nasional Visi 2030. Di samping integrasi kreativitas, perhatian besar diberikan untuk memastikan perlindungan status dan hak cipta.
BACA JUGA:BPIP Gaungkan Pancasila di atas Geladak KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992