YOGYAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat, dengan meluncurkan guguran lava sebanyak 42 kali pada Selasa 2 September 2024, mencapai jarak maksimum 1,6 kilometer.
Fenomena Gunung Merapi ini terjadi di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menambah kekhawatiran warga sekitar dan pihak berwenang.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengungkapkan bahwa berdasarkan pengamatan dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, seluruh guguran lava Gunung Merapi mengarah ke barat daya, tepatnya menuju aliran Kali Bebeng.
"Tercatat 42 kali guguran lava mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.600 meter," jelas Agus dalam keterangannya.
BACA JUGA:Kasus Ibu Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri, Ini Penjelasan dari Polisi
Selain guguran lava, Gunung Merapi juga mencatat 54 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-28 mm yang berlangsung selama 51,08 hingga 170,2 detik, serta tiga kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-7 mm selama 7,36 hingga 8,4 detik.
Data ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai oleh masyarakat dan pihak terkait.
Laporan BPPTKG untuk periode 23-29 Agustus 2024 mencatat adanya perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas. Sementara itu, kubah tengah Merapi tidak mengalami perubahan signifikan.
"Dari analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik, sementara kubah tengah memiliki volume 2.366.900 meter kubik," tambah Agus.
BACA JUGA:Jumiwan Disambut Antusias Warga Sungai Pinang, Janjikan Bungo SMART di Pilkada 2024
BACA JUGA:HP Samsung Diskon Besar Besaran di Awal September 2024, Cek Harganya di Sini
Saat ini, status Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga, menandakan bahwa potensi bahaya erupsi tetap tinggi.
BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di zona potensi bahaya, terutama di area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (dengan jarak maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (dengan jarak maksimal tujuh kilometer).
Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh tiga kilometer dan Sungai Gendol hingga lima kilometer. Lontaran material vulkanik, jika terjadi erupsi eksplosif, diperkirakan dapat mencapai radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.