JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Krisis bisa muncul secara mendadak dan mengganggu stabilitas institusi.
Tanpa persiapan yang tepat, krisis dapat membahayakan reputasi, kinerja, serta kepercayaan masyarakat.
Oleh karena itu, manajemen krisis menjadi aspek yang sangat penting bagi perusahaan/kantor/lembaga masa kini.
Saat krisis terjadi, bad news cenderung lebih cepat meluas daripada good news.
BACA JUGA:MenJADI, Emak-emak Dusun Candi Kompak Bersatu Menangkan Jumiwan Aguza – Maidani
BACA JUGA:2 Warga Kumpeh Ilir Kabupaten Muaro Jambi Kini Ditahan di Polsek Jelutung, Ini Penyebabnya
Ini karena pada dasarnya hal-hal yang negatif atau sensasional memiliki nilai jual atau daya tarik tersendiri.
Di sisi lain, media umumnya mengabarkan suatu krisis sesuai perspektif masing-masing, sehingga bad news pun tidak terelakkan lagi.
Sayangnya, ketika bad news mulai menyebar, banyak institusi yang cenderung memilih untuk diam.
Karena menilai bahwa dengan berdiam diri, bad news dan krisis bisa hilang dengan sendirinya. Bisa saja seperti itu (namun tergantung eskalasi).
BACA JUGA:Bali Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke Luar Rumah
BACA JUGA:Mewah dengan Teknologi Terbaru, Ini Harga Toyota Voxy, Cocok untuk Mobil Keluarga
Namun, dengan berdiam diri, institusi tidak memiliki keterbukaan informasi kepada publik.
Jangan heran justru akhirnya publik jadi punya persepsi negatif tentang institusi Anda.
Dahulu ada istilah borong habis media cetak atau take down berita negatif, tapi jaman tidak etis dan sepertinya semakin susah untuk dilakukan karena media semakin massif dan juga banyak akun media sosial.