"Selain itu, kami juga merangkum kosa kata bahasa dari Suku Duano yang hampir punah sekarang, dengan cara dibukukan oleh kantor bahasa untuk dijadikan kamus, agar nantinya bisa dipelajari oleh anak-anak di masa yang akan datang. Bahasa Suku Duano ini tersendiri, tapi ada sedikit campuran bahasa Melayu timurnya," tambahnya.
Yoga Surya Ramadhan juga memaparkan, untuk di Provinsi Jambi, kelompok masyarakat yang menggunakan bahas Suku Duano hanya ditemukan di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjab Timur.
Walaupun ada juga ditemukan di beberapa kabupaten lainnya di Provinsi Jambi, akan tetapi itu bukan dari kelompok masyarakat Suku Duano, melainkan hanya beberapa orang dari mereka yang pernah tinggal di luar Kabupaten Tanjab Timur, untuk sementara waktu.
BACA JUGA:Penguatan Sinergi, Direktur Utama Jasa Raharja Audiensi Bersama Pj Gubernur Sulawesi Selatan
BACA JUGA:Kehadiran Cabup Jumiwan Aguza di Sungai Mancur Disambut Meriah Warga dan Grup Rebana
"Kalau jumlah besar dari suku ini ada di daerah Pulau Concong, Provinsi Riau," paparnya.
Lebih lanjut, Yoga Surya Ramadhan menerangkan terkait bedak sejuk Suku Duano yang menjadi identitas dari kelompok masyarakat dari suku tersebut.
Bedak sejuk Suku Duano ini kerap digunakan mereka pada saat hendak melaut ataupun menyumbun di kawasan Beting yang ada di Kecamatan Kuala Jambi.
Bedak sejuk ini sendiri digunakan biasanya pada bagian wajah dan dibeberapa bagian tubuh lainnya, untuk menghindari sengatan panas sinar matahari langsung, saat mereka melakukan aktifitas mencari hasil laut.
BACA JUGA:Pendaki Gunung Kerinci Alami Hipotermia Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan
BACA JUGA:Cegah Kecelakaan, Renovasi Median Jalan di Kawasan Tertib Lalulintas Tanjab Timur Dilakukan
"Untuk campuran bedak sejuk ini sendiri yaitu, beras yang ditumbuk halus jadi tepung beras, campuran kunyit, kencur dan daun pandan sebagai pewanginya. Ini merupakan warisan budaya turun-temurun yang masih digunakan sampai saat ini oleh masyarakat Suku Duano," pungkasnya. *