Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar petani jeruk di Desa Jujun menghadapi kendala serangan hama lalat buah sehingga menurunkan produksi berkisar 50 - 80%.
Lalat buah betina dewasa menyerang buah dengan memasukan telurnya ke dalam buah. Telur tersebut kemudian menetas menjadi larva yang memakan daging buah, menyebabkan buah menjadi busuk dan gugur sebelum masak.
Rata-rata petani masih mengandalkan insektisida kimia untuk mengendalikan lalat buah. Kurangnya pengetahuan tentang dosis dan waktu aplikasi insektisida yang tepat menyebabkan lalat buah menjadi resistensi terhadap insektisida.
BACA JUGA:Fitur Kirim Barang BRIMo Mudahkan UMKM
Berdasarkan hasil survei, tim PPM merancang program yang komprehensif dan partisipatif. Program ini melibatkan lebih kurang 15 petani jeruk di Desa Jujun.
Edukasi dan Pelatihan bagi Petani
Tahap selanjutnya adalah penyuluhan kepada petani jeruk mengenai siklus hidup lalat buah, gejala serangan, dampak ekonomi, dan metode pengendalian yang efektif.
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang hama lalat buah dan pentingnya pengendalian hama yang tepat.
Setelah penyuluhan, tim PPM mengadakan workshop partisipatif untuk memfasilitasi petani dalam menganalisis permasalahan hama lalat buah dan merumuskan rencana aksi.
BACA JUGA:Saham BBRI Menjadi Primadona Trader lokal
BACA JUGA:Mantap ! Nikmati Keleluasaan Transaksi dengan Kenaikan Limit BRI
Pelatihan menjadi jembatan dari teori ke praktik. Para petani belajar membuat dan menggunakan berbagai perangkap, seperti perangkap feromon, perangkap umpan racun, dan perangkap kuning.
Selain itu, petani juga dilatih menerapkan penggunaan insektisida secara aman dan efektif, mempelajari teknik budidaya jeruk yang baik, dan memanfaatkan musuh alami lalat buah.
Implementasi Pengelolaan Lalat Buah Jeruk
Demonstrasi dan praktek lapangan menjadi bagian penting dari program ini. Implementasi pengelolaan lalat buah jeruk dilakukan berbasis pendekatan kawasan bebas lalat buah.