MUARA BUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Sebuah pemandangan yang menyedihkan terlihat di SDN 31/II Mangun Jayo, Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, Kabupaten Bungo.
Kondisi sekolah ini jauh dari kata layak dan sangat memprihatinkan. Plafon roboh, meja dan kursi rusak, serta atap yang bocor menjadi keluhan utama para guru dan siswa di sekolah tersebut.
Kepala SDN 31/II Mangun Jayo, Gusmiati, mengungkapkan bahwa situasi ini sangat mengganggu proses belajar mengajar.
Ia mengatakan bahwa atap sekolah sudah banyak yang bocor, sementara meja dan kursi yang ada tidak lagi layak digunakan.
BACA JUGA:Bacok Tetangga Sendiri, Warga Limun Diamankan Polres Sarolangun
"Kami sudah berupaya mengusulkan agar sekolah kami mendapat bantuan perbaikan dan memiliki fasilitas belajar yang lebih baik. Namun, meski sudah berkali-kali mengajukan permohonan, belum juga ada tanggapan. Kami hanya bisa pasrah," ungkap Gusmiati, sedih, Kamis 13 Februari 2025.
Ia berharap pemerintah segera memberikan perhatian terhadap kondisi bangunan serta sarana belajar di SDN 31 Mangun Jayo. Menurutnya, kenyamanan sangat penting dalam proses pembelajaran, terutama bagi siswa sekolah dasar yang masih dalam tahap awal pendidikan.
"Hampir semua kelas membutuhkan perhatian segera. Sekolah kami memiliki enam ruang kelas, dan semuanya dalam kondisi tidak layak. Kami ingin 68 siswa dari kelas 1 hingga 6 bisa belajar dengan nyaman," harapnya.
Warga Juga Prihatin
Keprihatinan terhadap kondisi sekolah ini juga disampaikan oleh warga setempat. Zakaria, salah satu warga Dusun Mangun Jayo, menyesalkan minimnya perhatian dari pemerintah terhadap fasilitas pendidikan di daerahnya.
BACA JUGA:Valentine Lebih Manis dengan Promo Servis dan Coklat Gratis di AHASS
BACA JUGA:Santri PKP Al Hidayah Jambi Kunjungi DPRD:Belajar Langsung Soal Legislasi dan Masa Depan Politik
"Saya sangat prihatin melihat kondisi sekolah tempat saya dulu belajar. Padahal, setiap tahun pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan, termasuk untuk meja dan kursi, tapi tak juga ada perhatian dari pemerintah kabupaten. Padahal, anggaran pendidikan dari pusat cukup besar," ujarnya.
Menurut Zakaria, jika kondisi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan jumlah siswa akan berkurang karena orang tua enggan menyekolahkan anak-anak mereka di tempat yang tidak layak.