Oleh: Antony Z Abidin
Lama tdk terlihat di berbagai pertemuan, Wakil Bupati Damasraya
Datuk Labuan yg wafat hari ini (13/2), pernah diisukan meninggal beberapa tahun lalu.
Pada data mantan penghuni Asrama Mahasiswa UI menjelang Kongres Paguyuban Daksinapati UI (PDUI) 27 Juli 2019, Datuk Labuan tercatat sudah wafat.
Beberapa teman di Gokar juga ada yg bilang begitu. Misalnya ketika Datuk tak muncul
lagi acara Lebaran di rumah Bang Akbar Tandjung.
Sejak Datuk menjadi Calek PDIP, terakhir Wakil Bupati Damasraya dari PDIP, alm mulai tak kelihatan di acara2 Golkar. Karena itu banyak yg percaya dia memang sudah meninggal.
Namun beberapa hari sebelum acara PDUI tsb, aktivis DMUI Sukotjo Suprato bertemu Datuk di FX Plaza. Tentu saja Bung Sukotjo yg pernah menjadi Komosioner di Komisi Yudisial sangat kaget. Maklum
Datuk diketahuinya sudah wafat.
Kemudian Bung Sookotjo menshare pertemuannya dg foto Datuk Labuan (masih) hidup itu.
Saya minta nomor hp Datuk Labuan. Sebagai ketua PDUI saya kontak dia, minta hadir pd acara kongres.
Akhirnya kami bertemu di acara Kongres yg dihadiri sekitar 300 mantan penghuni Daksinapati.
Datuk tampak sehat wal afiat. Dia hanya tersenyum lebar ketika saya sampaikan bahwa teman2 mengira dia sudah
meninggal.
Tadi siang pk 14.33 saya membaca di WA, Datuk sudah wafat pk 14.00 di RS Bukit Tinggi.
Tanggal 19 Januari lalu saya bahkan WA almarhum. Dibaca, tapi belum sempat dibalas.
Mungkin pak Bupati Damasraya itu sibuk atau (mungkin) juga sedang sakit. Saya berniat ketemu untuk membicarakan program “Festival Sungai Batanghari” (September 2022) yg diberi judul “Milir Berakit”. Seperti judul artikel saya yg saya kirim ketika WA.
Karena Damasraya letaknya dipinggir Sungai Batanghari.
Saya ingin mengajak dia utk ikut acara tsb.