JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, Muarojambi, Jambi - Pandemi Covid-19 menjadikan kondisi dan pola hidup masyarakat menjadi berubah. Perubahan-perubahan terjadi dalam segala aspek, tidak terkecuali kondisi sosial dan perekonomian masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat cenderung menurun dengan kebijakan pengurangan aktivitas berkumpulnya masyarakat.
Desa Ibru, di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi merupakan salah satu desa yang masyarakatnya ikut terdampak. Kondisi ini jika dibiarkan tanpa ada solusi pemecahannya akan menimbulkan permasalahan yang kompleks.
Salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Ibru adalah dengan berternak lebah madu atau Apis mellifera. Solusi ini diangkat oleh ketua pengabdian kepada masyarakat Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Ir. Fazriyas, M.Si, IPU beserta tim Rahmad Nurmansyah, S.Hut, M.Si dan Jauhar Khabibi, S.Hut, M.Si. Kondisi Desa Ibru yang dikelilingi oleh perkebunan dan masih memiliki banyak pohon, kondisi air, dan suhu udara merupakan habitat yang sesuai untuk habitat A. mellifera. Selain itu, berternak A. melliferaakan memberikan pendapatan tambahan dan peningkatan kesehatan bagi masyarakat dari hasil penjualan dan konsumsi madu.
Madu menjadi komoditas utama dibidang kehutanan, khususnya hasil hutan bukan kayu.Demand terhadap produk tersebut dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama pada kondisi pandemi covid-19.Madu memiliki banyak kegunaan, terutama dalam bidang Kesehatan tubuh. Hal ini sudah lama diketahui dan dimanfaatkan oleh nenek moyang kita.Hasil penelitian menunjukkan madu memiliki banyak kandungan senyawa, diantaranya: gula, protein, asam amino, enzim, asam organik, vitamin, mineral, penolik, dan beberapa senyawa mudah menguap. Kandungan ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh, stamina, dan memiliki sifat antioksidan tinggi yang sangat baik bagi tubuh.Antioksidan tersebut mampu melawan radikal asing dan virus yang mencoba masuk ke tubuh, sehingga mampu meningkatkan daya tahan dan imun tubuh.
Kondisi pandemi Covid-19 mampu merubah preferensi masyarakat untuk Kembali memanfaatkan produk-produk alami atau back to nature. Kondisi ini mau tidak mau, memacu masyarakat untuk kembali menggunakan resep nenek moyang, salah satunyaminuman kombinasi rempah-rempahdan madu. Hal ini memicu peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap madu. Peningkatan kebutuhan maduharus didukung supply madu yang sustainable atau lestari agar terpenuhi.Disinilah muncul salahsatu kelemahan pemanfaatan produk hasil hutan bukan kayu, seperti madu yaitu rendahnya tingkat ketersediaan secara teratur atau kontinuitas produk. Rendahnya kontinuitas tersebut karena hanya mengandalkan dari alam. Hal inilah yang menjadi celah kesempatan bagi masyarakat Desa Ibru untuk mengembangkandan berternak A. mellifera untuk mendukung pemenuhan terhadap peningkatan demandmadu.
Ir. Fazriyas, M.Si, IPU” menjelaskan bahwa pemeliharaan A. mellifera akan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi jika didukung oleh pengetahuan dan ketekunan masyarakat sebagai peternak. Oleh karena itu, pada tahap awal kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat Desa Ibru terhadap cara dan teknik pemeliharaan A. mellifera.Selain itu, untuk menstimulasi masyarakat Desa Ibru juga dilakukan sharingbersama pengusaha madu sukses asli jambi Raenanda A. Widianto. Bersamaan dengan hal tersebut, juga diserahkan 2 stupA. melliferadisertai penjelasan secara langsung teknik induksinyadi alam.Kerberhasilan penerapan solusi bagi masyarakat Desa Ibru ini niscaya tidak dapatdicapai tanpa dukungan pihak lainnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan kolaborasidari berbagai pihak,stakeholder, akademisi, masyarakat, dan praktisi agar tercapai keberhasilan program bagi masyarakat Desa Ibru. (*)
Penulis: Jauhar Khabibi