Penilaian risiko puasa bagi pasien diabetes meliputi beberapa faktor, di antaranya adalah riwayat kontrol gula darah sebelumnya, nilai HbA1C, fungsi ginjal, sedang hamil atau tidak bagi wanita.
Baca Juga: Penentuan Awal Ramadan, Hilal di Jambi Tak Terlihat
Baca Juga: Erjaz Rent and Travel Beri Diskon Konsumen, Ini Syaratnya
Selanjutnya, ada riwayat komplikasi akut diabetes apa tidak dalam 3 bulan terakhir, seberapa kompleks obat-obatan atau terapi insulin yang dilakukan dan juga kepatuhan dalam memeriksa gula darah sehari-hari.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan saat akan berpuasa harus dijaga kadar gulanya dan memeriksa HbA1c, yaitu rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir.
"Dan, harus diperiksa fungsi ginjalnya serta melakukan rekam jantung," ucapnya.
Untuk pasien diabetes yang ingin berolahraga saat berpuasa, dokter Reinaldo menyarankan sebaiknya menghindari kegiatan fisik yang berat. Karena akan berisiko meningkatkan gula darah yang turun drastis.
Baca Juga: Terkait Video Kemunculan Harimau di Tanjab Timur, BKSD Sebut Begini
Namun di lain sisi untuk pasien diabetes dianjurkan agar tetap melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang memang biasa dilakukan saat bekerja di kantor seperti naik-turun tangga.
"Salat tarawih di malam hari bisa dianggap olahraga juga bagi pasien diabetes di bulan puasa," ucap dr. Reinaldo.
Pada saat sahur dia menyarankan agar penderita diabetes, mendapatkan asupan dengan serat tinggi karena bisa menahan rasa lapar yang lebih lama.
Umumnya pada saat sahur orang tidak bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak karena saat malam sebelumnya kondisi perut sudah terisi.
Baca Juga: Nekat Curi Ayam Jago, Seorang Pemuda di Kotabaru Diamankan Warga
Baca Juga: Viral Dugaan Aksi Bully di Sekolah Al Azhar Jambi, Begini Penjelasan Pihak Sekolah
Oleh karena itu, kata dokter Reinaldo, fokuskan dengan asupan berserat tinggi, misalnya sayur, gandum, kacang-kacangan. Hindari karbohidrat simple, yaitu gula pasir, sirup, kue yang manis.