JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, BANGKO, JAMBI - Baru saja warga Guguk, Kecamatan Renahpembarab, geger dengan tewasnya satu warga mereka akibat diterkam harimau, kini ancaman raja rimba datang lagi.
Rabu (13/10) sore, wraga Desa Airbatu, Kecamatan Renah Pembarab, tewas diserang harimau. Nilwan Yahya warga sekitar, mengatakan saat kejadian banyak pemuda desa di sana. Naas bagi korban yang bernama Abu Bakar itu, dia tak bisa kabur, dan tewas diterkam harimau.
"Di situ ada bukit. Biasanya tempat pemuda nyari sinyal, karena di Desa Airbatu sinyal susahSaat korban diterkam harimau pemuda lainnya berhamburan menyelamatkan diri," kata Nilwan.
"Mungkin besok (hari ini, red) dimakamkan, saya lagi mau ke Desa Airbaru. Kasian pemuda itu anak yatim," timpalnya. Sementara itu, Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy mengatakan dia sedang di lokasi. “Saya saat ini sedang bersama BKSDA," kata dia.
Tak hanya itu, seorang warga Desa Marusjaya, Kecamatan Renahpembarap, diserang harimau saat menyadap karet di kebun. Beruntung korban hanya mengalami luka cakaran, di lengan kanan dan bokongnya. Kejadian tersebut berawal saat wanita bernama Fami (55) ini, sedang menyadap karet bersama suaminya, Sugiono, di kebun yang tak jauh dari desa tersebut, pukul 10.00 hari Senin (11/10).
Keduanya tak sadar, kalau mereka sedang diintai. Tiba-tiba, seekor harimau tiba-tiba menyerang Fami dari belakang. "Harimaunya berukuran lebih kurang dua meter,” ucap Fami menuturkan lewat telpon seluler Rahmat, Kepala Desa Marus.
Sakit, spontan saja dia teriak. Mungkin ini lah yang membuat si hewan buas itu kaget, dan kabur. “Harimau itu terlihat kurus, tidak bertenaga. Waktu melihat suami saya langsung melarikan diri," timpalnya.
Ditambahkan Rahmat, setelah mencakar bahu korban, harimau itu melarikan getah karet yang membeku di dalam kantong kresek korban. Sementara itu, akibat kejadian ini, warga Desa Guguk, Kecamatan Renahpembarap, menjadi resah dan takut. Pasalnya, jejak tapak kaki harimau masih ditemukan melintas di Desa Guguk.
Warga juga pernah melihat secara lansung harimau melintas di pinggir desa. Jejaknya juga ditemukan di kebun warga. Selain itu suara harimau juga pernah terdengar di wilayah Sungai Batang Nilo, Kabupaten Merangin.
Kondisi ini membuat warga sangat resah. Tidak berani ke kebun karena ketakutan. Begitu juga malam hari, mereka tidak berani keluar rumah. "Harimau itu sudah masuk dalam pemukiman. Warga juga menemukan jejak kakinya. Sampai hari ini (kemarin, red) warga tidak ada yang berani beraktifitas di kebun. Kacau jadinya," tutur Ijas, Kepala Desa Guguk.
Memang sebelumnya telah terjadi peristiwa mengerikan. Seorang warga bernama Sidin tewas dengan kondisi patah tulang leher, dan tubuh robek, Minggu (26/9) lalu. Pasca kejadian itu, Pemerintah Desa Guguk telah mengirim surat pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, memohon batuan tindak lanjut penanganan satwa buas.
"Tapi saat ini mereka belum turun. Keselamatan masyarakat yang utama, kalau nanti memang pihak terkait tidak turun mengkin langkah-langkah lain yang kami ambil. Khawatirnya korban bisa bertambah," harapnya. (min/rib)