JAKARTA - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 60,51% atau senilai Rp 9.580 triliun, UMKM yang saat ini berjumlah di kisaran 64,2 juta berkemampuan menyerap 96,92% dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi.
Pandemi Covid-19 memberi dampak yang cukup besar bagi sebagian besar UMKM, termasuk UMKM yang diberdayakan oleh kaum Perempuan. Pada tahun 2020, 77% UMKM Perempuan menyatakan bahwa penjualannya menurun dan 34% UMKM Perempuan menyatakan akan menutup usahanya dalam waktu dekat.
Menyadari kontribusi UMKM terhadap ekonomi, Pemerintah telah memberikan dukungan bagi UMKM dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Alokasi anggaran yang disediakan khusus bagi UMKM sebesar Rp 95,13 T dengan rincian program berupa Subsidi Bunga, Penempatan Dana Pemerintah pada Bank Umum Mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung, dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP).
Salah satu dukungan Pemerintah dalam hal pembiayaan UMKM Perempuan yakni melalui KUR Super Mikro dimana sasaran programnya yaitu ibu rumah tangga yang melakukan usaha.
Tak hanya itu, Pemerintah juga mendorong upaya digitalisasi UMKM karena berbagai studi menyatakan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar. Hal ini didukung oleh sejumlah faktor, antara lain 58% penduduk Indonesia melakukan transaksi melalui smartphone sehingga nilai e-commerce Indonesia meningkat cepat dengan perkiraan tahun 2021 ini mencapai Rp337 Triliun.
“Dengan berbagai potensi ini diharapkan UMKM dapat memanfaatkan infrastruktur digital termasuk juga bagi para pelaku UMKM Perempuan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar Semangat dan Aksi Perempuan Andalan (SAPA) untuk Indonesia yang bertema UMKM Perempuan Bangkit, Ekonomi Indonesia Terungkit, pada Selasa (5/10).
Webinar ini merupakan bagian dari acara puncak SAPA untuk Indonesia. Rangkaian acara SAPA untuk Indonesia dilaksanakan untuk memberikan inspirasi pada semua pemangku kepentingan terkait pengambangan kewirausahaan, khususnya UMKM Perempuan agar tetap optimis, berpandangan positif dan tetap semangat dalam menekuni bidang usahanya masing-masing dan secara bersama-sama bersinergi dengan pemangku kepentingan lainnya termasuk swasta, akademisi, Pemerintah, dan komunitas dalam mendukung dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Acara webinar ini terselenggara atas kolaborasi antara Katadata dan HM Sampoerna melalui payung program keberlanjutan Sampoerna untuk Indonesia dan didukung oleh Sirclo dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Menko Airlangga melanjutkan bahwa koordinasi dengan seluruh stakeholder harus terus dijaga dan ditingkatkan karena peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan merupakan sesuatu yang dibutuhkan bagi upaya peningkatan daya saing. UMKM juga perlu dibekali dengan akses pasar, finansial, dan teknologi dengan melakukan pemberdayaan ataupun pendidikan.
“Saya mengucapkan selamat atas pelaksanaan kegiatan ini dan semoga kita bisa mendorong semangat UMKM Perempuan untuk bangkit, maju bersama menjadi UMKM tangguh dan bisa naik kelas,” tutup Menko Airlangga. (*)