Makmun menyebut jaringan ISIS lebih berbahaya untuk jangka pendek. Para pendukung ISIS bisa sewaktu-waktu melakukan aksi teror.
Baca Juga: Kompetisi Sepak Bola Bisa Digelar dengan Penonton, Ini yang Dikatakan Menpora RI
Bahkan tanpa perencanaan yang matang dan sempurna. Namun, Jamaah Islamiyah lebih memiliki potensi jangka panjang.
JI ini memiliki roadmap hingga 25 tahun ke depan. Tujuannya mendirikan negara Islam.
"Mereka ikut panduan untuk menyusup dan menyamar ke semua lini. Selama itu bisa mendukung kepentingan organisasi terorisnya, akan mereka lakukan," urainya.
Salah satu strategi yang membuat jaringan teroris bertahan jangka panjang, salah satunya disebabkan oleh dukungan dari para politisi.
Baca Juga: Sudah Ada Ratusan Kasus Subvarian Omicorn BA 2 di Indonesia, Ini Penjelasan Kemenkes
Baca Juga: Puluhan Ribu KK Berisiko Stunting di Sarolangun, Ini Sejumlah Indikator Penentunya
"Mereka yang tergabung dalam jaringan induk dan level akut, tidak akan menyumbangkan suara. Karena pemilu bagian dari demokrasi yang dianggap haram," bebern Makmun.
Namun, lanjutnya, sayap-sayap organisasi masih memungkinkan memberikan suara kepada para politisi-politisi yang sibuk mencari suara untuk kepentingan elektoralnya.
Ketika mutual interest sudah muncul satu sama lain, maka gairah saling mengembangkan hubungan akan terbangun.
"Sehingga meningkatkan rasa percaya diri dalam membela. Saat hal itu terjadi, maka secara bawaan akan tercipta virus kebencian dan dendam berkepanjangan," katanya.
Baca Juga: Nama Kapolsek Mestong Dicatut, Dua Kades Ditipu Puluhan Juta
Makmun meminta semua pihal waspada di balik dukungan-dukungan para politisi kepada kelompok radikal-terorisme.