JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK - Sejak beberapa pekan belakang ini, hujan deras yang disertai angin kencang kerap terjadi di Kabupaten Tanjab Timur. Kondisi seperti ini biasanya terjadi hampir merata di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten ini.
Akibat kondisi cuaca seperti ini, membuat masyarakat yang kerap menggunakan kendaraan air untuk mencari rezeki seperti nelayan, petani/berkebun dan mereka yang bekerja sebagai pengemudi transportasi air harus bisa memahami betul kondisi cuaca serta harus mewaspadai akan terjadinya ancaman keselamatan akibat perubahan kondisi cuaca.
Seperti yang disampaikan Andu, pemilik kapal motor penjaring ikan yang ada di Kecamatan Mendahara, dirinya mengatakan bahwa hujan cukup deras yang disertai angin kencang memang kerap terjadi sejak beberapa minggu belakangan ini.
Hal tersebut tentu berdampak terhadap hasil tangkapan laut para nelayan yang kerap menjaring ikan di perairan Kabupaten Tanjab Timur ini. "Biasanya kalau sudah hujan, angin juga kencang di sini," singkatnya.
Jika kondisi cuaca sudah memburuk, banyak dari nelayan tradisional di wilayah ini mengurungkan niatnya untuk menjaring ikan di tengah karena khawatir akan keselamatan saat berada di sana nantinya.
Andu juga menjelaskan, saat ini tinggi gelombang di perairan tempat nelayan sekitar sering melemparkan jaringnya untuk menangkap ikan yaitu sekitar 3 meter. Hal itu bisa lebih parah lagi jika hujan sudah mengguyur lokasi tersebut.
"Cuman kapal-kapal berukuran besar be yang berani melaut dalam kondisi kayak gitu, kalau kapal kecil dak bakal berani. Jadi kalau sudah hujan deras dengan angin kencang dan gelombang tinggi, nelayan yang dak bisa melaut cuman bagusin jaring di rumah sambil menunggu kondisi cuaca sedikit normal lagi," ucap pria bersuku bugis ini.
"Kadang pas mau berangkat jaring kondisi cuaca bagus lah, tapi pas sampe lokasi mau jaring hujan deras dan gelombang tinggi, terpaksa lah nelayan yang berhadapan kondisi macam itu harus pulang dak bawak hasil laut," sambungnya.
Sementara itu, Leman, salah satu nelayan di Kecamatan Kualajambi menjelaskan, saat ini kondisi ombak dan cuaca di tengah laut sekitar memang belum terlalu mengkhawatirkan. Akan tetapi kerap juga mereka menghadapi ombak yang cukup tinggi dan hujan deras saat beraktivitas di tengah laut.
"Kalau pas hujan deras, angin kencang dan gelombang cukup tinggi, bukan cuman kami para nelayan be yang dak berani melaut, kapal-kapal berukuran besar yang bawak barang tu juga banyak yang bejangkar nunggu kondisi sudah agak mendingan," jelas remaja yang sudah sejak lama ikut membantu orang tuanya menjaring ikan ini.
Dirinya juga menuturkan bawah, kondisi cuaca ekstrim dan gelomang yang cukup berbahaya biasanya terjadi saat memasuki bulan 12 hingga awal tahun.
"Kalau sekarang-sekarang ini jarak tempuh kami melaut masih sekitar 30 kilometer dilihat dari alat bantu sejenis GPS yang ada di HP. Tapi kalau sudah memasuki bulan 12 tu kami dak berani terlalu jauh menjaring kentenga laut, karena kondisi ditengah laut tu bisa tiba-tiba berubah jadi buruk," tuturnya.
"GPS yang ada di HP itu cuman nunjukin jaraknkami melaut dengan jalur-jalur yang biasa kami lintasi be, kalau GPS yang ada pemberitahuan kondisi cuaca atau gelombang tu yang bagus dan harganya juga cukup mahal," tambahnya.
Terpisah, Camat Kualajambi, Taufiq Kurniawan saat diwawancarai Jambi Independent terkait kondisi cuaca di wilayah menyebutkan bahwa, hampir setiap hari wilayahnya diguyur hujan dan angin kencang serta kondisi ombak juga saat ini mulai nampak tinggi.
"Angin kencang yang terjadi baru-baru ini juga membuat bangunan Balai Pemuda yang ada di kecamatan ini ambruk. Selain itu bangunan bekas Polsek dan bangunan warga sekitar juga ikut rusak akibat terkena angin kencang itu, tapi kerusakan dua bangun itu tidak terlalu parah seperti bangunan Balai Pemuda itu," ucap pria yang sudah dua tahun menjabat sebagai camat ini.