JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KUALATUNGKAL – Zivana Aulia, balita 5,5 bulan asal Parit H Yakub, Desa Bungotanjung, Kecamatan Betara, Tanjungjabung Barat, terbaring lemas. Anak pasangan Ismail (52) dan Ernawati (36), sejak lahir berbobot 3,5 Kg, belum tersentuh bantuan pemerintah daerah, desa maupun Puskesmas.
Ketua Yayasan Muslim Penuh Cinta (MPC), Yuliawati, mengatakan, pertama kali menemui anak tersebut pada salah satu posting video. Ia kemudian langsung mencari alamat dan mengadakan kunjungan ke rumah di Parit Yakub, Desa Bunga Tanjung.
"Gizi buruk, usia 5,5 bulan, berat badan 3,5 kilogram. Awal ketemu, anak ini kondisinya kurus kering, kami sangat kasihan. Orang kesehatan pernah datang, karena tak punya BPJS, jadi nggak berani bawa ke rumah sakit. Ini kan saya bujuk, anak yang ditinggal di rumah saya kasih duit untuk makan, makanya mau kami bujuk bawa ke Rumah Sakit," ujarnya. Ungkapnya (17/9).
Kondisi Zivana ini mendapat Bupati Tanjab Barat Anwar Sadat dan memerintahkan jajaran membantu dan terus mengawasi perkembangan bayi Zivana. Tetapi hingga saat ini biaya RSUD ditanggung BPJS dan biaya makan keluarga di rumah sakit ditanggung tim MPC.
"Kemarin pak Bupati datang menjenguk. Bupati minta jajaran dinas kesehatan mengawasi dan memberikan bantuan yang diperlukan, tapi hingga saat ini masih kami lah yang nanggung keluarganya. Kalau pengobatannya kan ditanggung BPJS," bebernya.
"Ketika kami jemput dari awal kami sudah siap dengan semua kebutuhannya. Tetapi sangat disayangkan, jika selama ini anak ini terpantau, tak mungkin sampai sekurus seperti ini kondisinya," tegasnya.
Terpisah, Kepala Desa Bungatanjung, Rahmat menerangkan jika pihak desa tidak pernah menelantarkan bayi dan keluarganya tersebut. Bahkan pihak desa telah memberikan bantuan mulai sejak dalam kandungan. "Dari sejak dalam kandungan telah kita bantu melalui Posyandu bahkan sampai melahirkan dibantu bidan desa," ungkapnya.
Bayi tersebut telah diberikan makanan tambahan setiap bulan dan orang tuanya telah diusulkan desa sebagai penerima PKH. Datuk Rahmat, mengaku Zivana baru Juli lalu mengalami kekurangan gizi buruk, karena memang sebelumnya pihak keluarga sulit diajak berobat.
"Perhatian kami nggak kurang, keluarganya pun telah kami usulkan menerima PKH, jadi kalau dibilang kurang perhatian, salah itu. Sitiap bulan kami kasih tambahan makanan, kalau nggak datang ke Posyandu, kami antar ke rumahnya langsung," ungkap Kades memperlihatkan foto saat pemberian makanan tambahan, Jumat (17/9).
"Kami bujuk berobat nggak mau, pergi ke posyandu juga jarang. Yang jelas perhatian kami dari pemerintah Desa tidak kurang," tandasnya. (rul)