JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI - Hari ini, Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla Digital (Asap Digital), bakal diresmikan secara nasional oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, MSi, bersama Menkopolhukam, Mendagri, Menteri BUMN, Panglima TNI, Ka BNPB dan Dirut Telkom. Provinsi Jambi patut berbangga hati.
Pasalnya, aplikasi ini diramu dan lahir di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Sebuah aplikasi inovasi Polda Jambi yang berkolaborasi bersama PT Telkom Indonesia, dan perusahaan perkebunan dan Kehutanan.
Semua bersama mencegah secara dini, terjadinya bencana karhutla di Provinsi Jambi. Sistem kerjanya, aplikasi ini akan tersambung langsung dengan CCTV yang dipasang pada menara BTS Telkom di titik-titik rawan dengan ketinggian antara 35-75 meter di atas permukaan tanah.
“Data titik panas dari pantauan Satelit Pemantau Panas LAPAN, kemudian ditinjau menggunakan kamera pengawas CCTV tersebut,” kata Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo.
CCTV tersebut lanjutnya, dapat memantau radius hingga 4 Km atau setara dengan 5.026 hektare. Tujuan aplikasi ini, mempermudah anggota Polri, TNI, Manggala Agni, BPBD, serta Masyarakat Peduli Api yang berada di lapangan melaksanakan pengawasan terhadap terjadinya bahaya kebakaran.
Selain itu, cara lain juga diupayakan Polda Jambi dan Polres jajaran, untuk mencegah karhutla di Provinsi Jambi. Mulai dari preemtif, preventif, disruptif dan penegakan hukum. Dalam memitigasi potensi karhutla, Polda Jambi mengacu pada enam poin arahan Presiden RI Jokowi, yaitu prioritas pada pencegahan, infrastruktur monitoring sampai tingkat bawah, upaya mencari solusi permanen, penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut, pemadaman segera dan penegakan hukum yang tegas dan memberikan efek jera.
Kapolri juga turut memberikan penekanan dalam Program prioritas, khususnya dalam pemantapan kinerja Kamtibmas yang menekan pada upaya pencegahan. Berangkat dari analisis kejadian karhutla terbesar pada 2015 dan 2019 silam, Polda Jambi memetakan beberapa daerah rawan yaitu
wilayah Kumpeh (wilayah konsesi PT Pesona Belantara Persada dan PT PDIW) di Kabupaten Muarojambi, Kecamatan Sadu di Kabupaten Tanjab Timur, HLG Londerang di Kabupaten Muarojambi, wilayah Medak/ Petaling di Muarojambi, wilayah Tahura di Muarojambi, PT REKI di Batanghari, dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh Tanjab Barat dan Tebo.
Dari daerah tersebut, konsentrasi api di 2015 dan 2019 terbesar ada di wilayah Kumpeh. Untuk mengantisipasi karhutla 2021, Rachmad sudah menunjukkan komitmennya melalui langkah progresif yang berorientasi pada aspek pencegahan.
Diawali dengan langkah konsolidasi ke dalam, dilanjutkan dengan memotori langkah inovatif dan sinergi dengan berbagai pihak. “Konsep ini diwujudkan dalam 8 kegiatan dan 13 rencana aksi secara simultan,” kata Rachmad.
Rachmad juga dikenal dengan inovasinya melakukan revitilisasi sekat kanal. Pemasangan sekat kanal telah dikerjakan dengan dukungan bantuan 2 unit excavator milik PT Pesona (pemegang konsesi) dan PT EWF sejak 3 Maret 2021.
Deteksi dini karhutla dilakukan dengan patroli dan sambang yang dilakukan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Manggala Agni dengan didukung patroli udara oleh 1 unit
helikopter Polri, 1 unit helikopter BNPB, dan 1 unit helikopter water bombing.
Deteksi juga dilakukan oleh Polda jambi melalui optimalisasi CCTV Asap Digital yang semula terdapat 10 titik, saat ini telah menjadi 13 titik. Sampai tanggal 21 Mei 2021 telah terjadi 77 titik api, yg diketahui dari CCTV Asap Digital 19 titik, patroli udara 8 titik, dan 50 lainya dari kegiatan patroli dan sambaing petugas dan masyarakat.
Polda Jambi juga telah melaksanakan refocusing Anggaran Operasi Aman Nusa sebesar Rp 1,9 miliar untuk program penanggulangan karhutla serta menekan pandemi covid-19 di Provinsi Jambi.