Ini Alasannya Bank Indonesia Tak Mau Buru Buru Genjot Suku Bunga
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Kamis 23-06-2022,10:25 WIB
BI tidak ingin buru buru menaikkan suku bunga acuan. Foto : jpnn.com--
Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve System (The Fed) saat ini sangat agresif meningkatkan suku bunganya.
Hal inipun juga disusul oleh bank sentral dari berbagai negara termasuk Jepang dan Eropa.
Tren kenaikan suku bunga acuan ini telah dimulai sejak beberapa waktu yang lalu.
Nah, bagaimana dengan kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia? Ternyata Bank Indonesia tidak mau terburu buru menaikkan suku bunga acuan
Hal ini disampaikan oleh Gubernur (BI) Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa Indonesia tak perlu terburu-buru untuk meningkatkan suku bunga acuan.
Pasalnya, BI menilai kondisi inflasi yang masih rendah.
"Kami akan mengatur kebijakan suku bunga rendah kami sebesar 3,5 persen sampai terdapat tekanan fundamental pada inflasi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Peluncuran Laporan "Indonesia Economic Prospects June 2022" di Jakarta, Rabu 22 Juni 2022.
Namun, BI tetapi akan terus melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah dan memulai normalisasi likuiditas untuk mengarahkan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas perekonomian tahun ini.
Dia menjelaskan normalisasi likuiditas dilakukan melalui peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi enam persen pada Juni 2022, kemudian menjadi tujuh persen pada Juli 2022, dan September 2022 menjadi sembilan persen.
Kondisi likuiditas tersebut masih cukup bagi perbankan untuk memberikan kredit, serta berpartisipasi dalam operasi pemerintah," ungkapnya.
Di sisi lain, BI terus melakukan digitalisasi sistem pembayaran untuk membangun ekonomi dan keuangan digital nasional.
BI membidik target untuk mencapai inklusi ekonomi dan keuangan guna mendukung UMKM, termasuk untuk wanita dan pemuda.
"Jadi saat kebijakan moneter mendukung stabilitas, kebijakan lainnya seperti makroprudensial dan sistem pembayaran digital masih akan didorong untuk pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Selain itu, Perry menegaskan terus mengoptimalkan bauran kebijakan bersama dengan pemerintah untuk memastikan stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi seperti dikutip dari
jpnn.com.
"Dengan demikian pemulihan ekonomi Indonesia ke depannya akan terus berlanjut dan menuju ke prospek jangka menengah, yaitu pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat," tegas Perry. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: